Inisiatifnews – Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi menilai bahwa tertangkapnya Romahurmuziy (Romi) dalam kasus tindak pidana korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah pukulan keras sekaligus tantangan besar bagi kalangan santri yang terjun dalam dunia politik.
“Menurut saya, usai tertangkapnya ketum PPP adalah satu ujian besar bagi santri untuk betul-betul beramal dan ikhlas dan zuhud dalam politik,” kata Zuhairi dalam diskusi di kantor Opapaci Forum, Guntur, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).
Biasanya menurut Zuhairi, seseorang melakukan tindak pidana korupsi karena tidak bisa menjaga gaya hidupnya. Padahal seharusnya gaya hidup santri sudah sepatutnya sederhana karena nilai zuhud yang sudah seharusnya dimilikinya.
“Gaya hidup dan tekanan itu harus dibuktikan santri dan tidak keluar zuhudnya sebagai santri,” ujarnya.
Bagi Zuhairi, seorang santri yang terjun dalam dunia politik tujuan utamanya adalah memberikan kemaslahatan kepada masyarakat luas, bukan semata untuk dirinya dan golongannya saja.
“Politik jika untuk kemaslahatan diri maka hasilnya adalah korupsi. Jika politik untuk kemaslahatan rakyat maka hasilnya adalah pengabdian,” tuturnya.
“Karena bagi santri, berpolitik adalah beramal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia pun menyinggung gaya politik yang tepat dan itu ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo. Dimana dalam menjalankan politiknya, rakyat menjadi prioritasnya.
“Bagi kami beruntung punya presiden seperti pak Jokowi yang merepresentasikan rakyatnya. Dia selalu menginspirasi kami agar gaya politiknya kita sama dengan beliau,” pungkasnya.
Terakhir, Zuhairi menyerukan bahwa prinsip hidup yang diajarkan oleh para kiyai dan guru selalu dipegangnya dengan teguh. Yakni tidak memakan sesuatu hasil dari usaha yang haram.
“Saya selalu ingat pesan kiyai saya, kamu boleh berbuat apapun asal jangan makan uang haram. Maka apapun kalau kita makan dari hasil halal maka insya Allah akan barokah,” tutup Caleg PDIP ini.
[IBN]
