Ray Rangkuti Sebut Simbol Agama Sering Jadi “Dagangan” Politik

Ilustrasi aksi.

Inisiatifnews – Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyampaikan bahwa simbol agama sangat kuat dijadikan referensi politik saat ini.

Betapa tidak, saat ini khususnya menjelang pemilu 2019, banyak Calon Anggota Legislatif (caleg) yang menggunakan idiom dan simbol agama demi menarik simpati pemilih.

Bacaan Lainnya

“Makanya ada nyatakan capres pilihan Ijtima Ulama dan satunya adalah capres yang merupakan kalangan ulama,” ujar Ray dalam sebuah diskusi bertajuk ‘Islam dan Politik Kebangsaan: Membangun Adab Politik Menuju Pesta Demokrasi’ di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (29/3/2019).

Kendati demikian, menurut Ray kembali lagi ke masyarakat pemilih. Sebab, dari 19 partai politik ada lima yang merupakan partai Islam.

“Tinggal masyarakat menilai sendiri mana parpol yang paling Islam. Jadi mereka yang memilih berdasarkan preferensi politik berdasarkan agama, itu ada lima parpol,” tukasnya.

Lebih dari itu, Ray yang juga merupakan salah satu pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) itu menyebut, baik parpol agama ataupun parpol nasional, sama-sama mengangkat isu agama.

“Parpol agama sulit dilihat dia parpol agama, tapi kalau dia bersinggungan dengan isu yang berbau syariat itu dia sangat concern maka dia sangat agamis,” imbuh Ray.

Akan tetapi, Ray Rangkuti menilai penggunaan identitas agama dalam parpol akan menyempitkan ruang gerak. Di mana kata dia, para pemilih memilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pragmatis dalam bentuk kontrak sosial.

Temukan kami di Google News.

Pos terkait