Inisiatifnews – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Mahfud MD dan eks Stafsus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu memang kerap “perang” di Twitter. Terutama soal fanatisme klub sepakbola.
Kedua sahabat ini sama-sama pendukung klub sepakbola asal kota Manchester, Inggris. Mahfud MD fans Manchester United (MU), Said Didu pendukung garis keras Manchester City (Man City).
Hari ini Jumat (05/04/2019), keduanya kembali berbalas kicauan. Yang tidak biasa, tadi malam tak ada pertandingan kedua klub ini. Biasanya keduanya ribut dan saling ledek setelah salah satunya kalah, atau sebaliknya menang. Perang kicauan keduanya penuh kode dan simbol. Kode apa ya kira-kira?
Mulanya, lewat akunnya @saididu yang pertama kali menyenggol Mahfud dengan kicauan dilengkapi dengan foto. “Disaksikan Pak @sudirmansaid, akhirnya Prof. @mohmahfudmd menyadari bahwa penggantian Mou di MU telah bangkitkan keterpurukan MU tapi tetap jauh di bawah kemajuan pesat City,” kicau Said Didu menambahkan foto dirinya bertiga bersama Mahfud MD dan eks Menteri ESDM Sudirman Said.
Disenggol begitu, Mahfud langsung membalas. “Harus diakui bahwa MU agak stagnan tapi City agak maju. Hanya saja karena jarak kualitasnya agak jauh maka secara umum City sulit menyalip MU. Tadi kita bersepakat untuk menjaga agar pertandingan berjalan sportif dan setelah pertandingan bubar tidak usah ribut-ribut lagi. Jangan jadi Hooligan bgt,” kicau @mohmahfudmd.
Berbalas kicauan pun berlanjut. Said Didu kembali merespon. “Nyalib MU itu gampang kok, karena Pep makin disukai fans dan pemain makin kompak. Bahkan fans MU yang berakal sehat sudah mulai sadar sehingga pindah jadi fans City,” cuit Said Didu bawa-bawa akal sehat.
Mahfud tidak membalas lagi. Akan tetapi, ia justru berkicau sendiri di akunnya dengan menautkan foto yang hampir sama. Bertiga dengan Said Didu dan Sudirman Said yang saat ini menjadi Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
“Pak @saididu itu terlalu fanatik dalam mengunggulkan City. Pak @sudirmansaid saja sependapat dengan saya tentang keunggulan MU sehingga mau sama-sama pakai batik sebagai tanda kesepahaman. Tapi lihatlah tuh, Pak Said Didu masih ngotot pakai kaus City. Ayo, realistis saja Pak Didu,” cuit Mahfud penuh sindiran.
Disindir Mahfud, Said Didu langsung membalasnya. “Kewajiban saya adalah meyakinkan teman yang lagi tersesat dan realistis melihat perkembangan bahwa City memang lagi barada di puncak, ini tinggal menunggu legitimasi,” kicaunya penuh kode.
Kicauan keduanya jelas penuh kode dan simbol-simbol. Memang sih, setelah kursi kepelatihan Mourinho digantikan okeh Ole Gunnar Solskjaer, penampilan MU berangsur positif. Tapi tetap saja terseok-seok. Sekarang saja, posisi MU di klasemen, masih urutan enam, dengan raihan poin 61. Dua hari lalu, dalam lanjutan Liga Premier, MU baru saja kalah dari Wolverhampton Wanderers 2-1.
Sementara sudah jelas MU lah yang sudah pasti mustahil mengejar poin klub asuhan Pep Guardiola yang sekarang berada di puncak klasemen dengan raihan 80 poin. Artinya, bukan seperti pernyataan Mahfud dalam kicauannya Man City sulit menyalip MU.
Salah satu netizen mengapresiasi dan menangkap maksud kicauan keduanya, yakni akun @Airtawar_fish. “Perbincangan simbolis yang menarik,” balas akun ini.
Jadi di balik simbol-simbol sepakbola ini, kira-kira apa ya maksud perdebatan kedua sahabat baik ini? (FMB)