Rencana Pemindahan Ibu Kota, Di Kalteng Jokowi Nemu Feeling

Presiden Jokowi mendarat di "kawasan segitiga" Kalimantan Tengah, di antara Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas, Rabu (08/05/2019). (Sumber Twitter @jokowi)

Inisiatifnews – Rencana memindahkan Ibukota ternyata serius dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ini ditunjukan Jokowi yang selama beberapa hari kemarin muter-muter Pulau Kalimantan. Selain kunjungan kerja ke sejumlah daerah di Pulau Kalimantan, Jokowi secara khusus survei tempat untuk Ibukota anyar nanti.

Presiden Jokowi pertama kali mengunjungi Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Setibanya di sana, Jokowi langsung menuju ke lokasi yang menjadi alternatif rencana pemindahan ibu kota tersebut. Yakni di Bukit Soeharto.

Bacaan Lainnya

Jokowi menyebut lokasi itu memiliki keunggulan dari segi kesiapan infrastruktur karena diapit dua kota besar yakni Balikpapan dan Samarinda. Apalagi, tak lama lagi jalur tol yang menghubungkan kedua kota tersebut segera tersambung.

Setelahnya, Presiden Jokowi beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Presiden Jokowi bermalam di Kota Palangkaraya, untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerja meninjau langsung lokasi yang menjadi alternatif pemindahan ibukota. Presiden Jokowi membeberkan empat titik di Kalteng yang akan ditinjau sebagai calon lokasi ibu kota baru. Keempat lokasi yang akan dikunjungi pada hari ini Rabu (08/05) berada di Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya.

Presiden Jokowi memungkasi kunjungan kerjanya di Pulau Kalimantan dengan meninjau lokasi yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Kalteng menjadi ibu kota baru. Lokasi yang didatangi Presiden terletak di Bukit Nyuling, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng.

Meski secara administratif terletak di Kabupaten Gunung Mas, namun lokasi dengan julukan ‘Segitiga Emas Kalteng’ ini ada di tengah-tengah antara tiga daerah, yakni Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Mas, dan Kabupaten Katingan. Butuh sekitar empat jam menempuh jalur darat sepanjang 137 kilometer dari ibu kota Kalteng untuk mencapai Manuhing.

Lahan seluas 300 ribu hektare disiapkan Pemprov Kalteng untuk dijadikan sebagai kawasan ibu kota pemerintahan yang anyar. Presiden yakin, Kalteng merupakan provinsi paling siap dalam hal penyediaan lahan bila nanti ditunjuk sebagai lokasi ibu kota baru. Kondisi ini memang didukung luasan lahan di Kalteng yang rata-rata masih berstatus tanah negara. Artinya, tidak sulit bagi pemerintah untuk memanfaatkannya nanti. “Kalau dari sisi keluasan, di sini mungkin paling siap. Mau minta 300 ribu hektare ya siap di sini. Kalau kurang masih tambah lagi juga siap,” ujar Presiden di Bukit Nyuling, Gunung Mas, Rabu (08/05/2019).

Presiden pun mengaku memperoleh ‘feeling’ alias perasaan, yakin bahwa Kalteng merupakan pilihan yang tepat. “Nemu. Nemu. Saya nemu feeling-nya,” ucap Jokowi kepada wartawan usai berkeliling dan berdiskusi dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, serta sejumlah menteri Kabinet Kerja yang hadir.

Pernyataan Jokowi tersebut semakin melebarkan peluang Kalteng untuk dipilih sebagai lokasi ibu kota baru. Meski begitu, berkali-kali Presiden juga menyampaikan bahwa pihaknya masih merampungkan kajian. Pemerintah, melalui Bappenas dan Kementerian PUPR, masih melakukan kajian teknis terhadap sejumlah kandidat lokasi ibu kota baru.

Aspek selain ketersediaan lahan adalah kesiapan infrastruktur dasar, risiko kebencanaan, hingga kondisi sosial masyarakat. Khusus Bukit Nyuling misalnya, Jokowi menyebutkan lokasi tersebut tidak rawan bencana. Namun di sisi lain, kawasan Bukit Nyuling masih jauh dari kesiapan infrastruktur. “Urusan banjir mungkin di sini tidak, ya kan? Urusan gempa di sini tidak. Tapi kesiapan infrastruktur dimulai dari nol lagi kan?” tandasnya. (FMV)

Pos terkait