Inisiatifnews – Masih marak tentang penjelasan Anies Bawedan, Gubernur DKI Jakarta tersebut yang menyeret Tiongkok dalam penjelasan tentang dibongkarnya instalasi bambu di Bundaraan HI yang digadang-gadang menelan duit rakyat Rp550 juta itu.
Salah satunya adalah politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsmara Amany Alatas. Ia mempertanyakan mengapa Tiongkok menjadi narasi yang dipilih oleh Anies Baswedan untuk memberikan keterangan tentang konteks pemilihan bambu untuk karya seni di area terbuka itu.
“Kenapa pak Anies harus menyebut Tiongkok untuk menjelaskan soal anggaran Rp550 juta, anggaran yang digelontorkan?,” kata Tsamara dalam keterangannya, Minggu (21/7/2019).
Dengan penyebutan narasi Tiongkok itu, Ketua DPP PSI ini menduga kuat bahwa ada semacam konsistensi dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu untuk merawat narasi sentimentil di mata publik.
“Menurut saya, apa yang dilakukan Pak Anies adalah narasi konsisten dalam upaya membangkitkan sentimen tertentu di mata publik,” ujarnya.
Tsamara juga menyinggung saat Anies pertama kali mengisi pidatonya di hadapan warga Jakarta dan para pendukungnya usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Sandiaga Salahuddin Uno.
Dimana Anies menyinggung narasi pribumi dalam pemilihan diksi pidantonya itu. Dan kali ini Anies menggunakan narasi Tiongkok untuk menjelaskan alasannya memilih bambu dibandingkan bahan dasar lain seperti besi untuk membuat karya seni di kawasan Bundaran HI dengan anggaran Rp550 juta itu.
“Dulu istilah yang digunakan (adalah) pribumi, sekarang tiba-tiba bahas impor besi dari Tiongkok. Apa kaitannya?,” tukas Tsamara.
Menurut Tsamara, alangkah bijak dan dewasanya ketika Anies Baswedan tidak menggunakan diksi yang sarat akan sentimen publik tertentu, dan lebih memilih menjelaskan secara profesional saja.
“Sebagai Gubernur, Pak Anies profesional saja dalam menjelaskan,” tuturnya.
Apalagi jika alasan pemasangan karya seni instalasi bambu tersebut hanya untuk memeriahkan Asian Games 2018. “Kalau menurutnya itu hanya untuk Asian Games ya sudah cukup jelaskan tidak usah membangun narasi aneh-aneh yang justru bangun sentimen,” tegasnya.
Perlu diketahui, bahwa Anies Baswedan dipertanyakan oleh publik tentang alasan mengapa menggunakan bahan baku bambu sebagai karya seni di area terbuka di kawasan Bundaran HI, serta tentang anggaran Rp550 juta untuk proyek karya seni tersebut.
“Anggaran itu ke mana perginya, perginya ke petani bambu. Uang itu diterima oleh rakyat kecil. Kalau saya memilih besi, maka itu impor dari Tiongkok mungkin besinya. Uangnya justru tidak ke rakyat kecil. Tapi kalau ini, justru Rp550 juta itu diterima siapa? Petani bambu, perajin bambu,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (19/7).
Kemudian alasan yang dipakai Anies mengapa memasang karya seni bambu di Bundaran HI tersebut adalah untuk ikut memeriahkan Asian Games 2018, dimana Jakarta adalah salah satu tuan rumah penyelenggaraan ajang olahraga di kawasan Asia Tenggara itu.
“Proyeksinya 6 bulan, memang bambu ada masa hidupnya. Alhamdulillah sekarang bisa 11 bulan. Semua yang kita pasang kemarin dalam rangka Asian Games,” jelas Anies.
[SOS/NOE]