NasionalHabib Rizieq Mau Rekonsiliasi Kalau Pemerintah Buka Pintu Dialog

Habib Rizieq Mau Rekonsiliasi Kalau Pemerintah Buka Pintu Dialog

Inisiatifnews.com – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab mendapatkan nasehat dari gurunya, yakni KH Syukron Ma’mun, ulama yang juga pemimpin pondok pesantren Daarul Rahman, Jakarta.

Dalam nasehat yang disampaikan, ada saran agar ada dialog bersama antara pemerintah dengan para ulama dan umat di bawah komandonya.

“Beliau bukan sekedar memberikan nasehat kepada kita tapi tadi beliau juga memberikan solusi untuk umat. Solusi yang terbaik untuk umat, untuk bangsa dan negara, untuk pejabat dan rakyat, (yakni) buka pintu dialog,” kata Habib Rizieq dalam rekaman yang dikutip dari Front TV, Rabu (11/11/2020).

Ia menilai bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perbedaan pendapat adalah hal yang sangat wajar. Di sana adu argumentasi dan gagasan dituangkan untuk mencapai kebaikan bersama.

“Jadi kalau berbeda pendapat bukan main tangkap, kalau berbeda pendapat bukan malah ditersangkakan, kalau berbeda pendapat bukan orang dipenjarakan. Tapi kalau berbeda pendapat duduk bersama, ayo dialog, ayo adu argumentasi, kita lihat siapa yg punya alasan dan argumentasi yang kuat. Ini perlu dibuka pintu dialog semacam ini,” ujarnya.

Hasil dari dialog bersama ini bisa mengarah kepada rekonsiliasi. Dan peluang untuk melakukan rekonsiliasi ini dikatakan Habib Rizieq sangat besar terjadi ketika memang pintu dialog benar-benar dibuka untuk mencapai permufakatan bersama.

“Nah, makanya kalau ada yang teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin rekonsiliasi itu bisa digelar kalau pintu dialog tidak dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru rekonsiliasi. Tidak ada kata rekonsiliasi tanpa dialog. Dialog itu penting,” tegasnya.

Habib Rizieq juga berpendapat, seharusnya pemerintah senang ketika ada pihak-pihak yang memberikan kritikan terhadap kinerja mereka selama ini. Karena dengan begitu, pemerintah bisa menyaring berbagai pendapat yang bisa dipakai untuk ajang perbaikan.

“Kalau ada perbedaan pendapat, harusnya pemerintah itu senang, mereka dikritisi, mereka diberikan second opinion,” tandasnya.

Dan menurut Habib Rizieq, orang-orang yang menyampaikan kritikannya biasa memiliki argumentasi yang baik dan sekaligus memiliki tawaran solusinya. Di sinilah menurutnya pemerintah bisa mengambil manfaat di balik kritikan yang ada, sehingga tidak perlu lagi ada kegaduhan-kegaduhan yang tidak penting khususnya di lingkup nasional.

“Para pengkritik ini umumnya mereka punya solusi yang ditawarkan, pelajari, kalau solusi itu baik terima jalankan, kalau tidak baik sampaikan di mana tidak baiknya. Selesai, tidak perlu ada kegaduhan di tingkat nasional,” paparnya. [NOE]

REKOMENDASI :

BERITA TERBARU

TERPOPULER