Inisiatifnews.com – Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono mengaku ada upaya pengambilalihan kepemimpinan secara paksa dan mendapat dukungan dari pejabat penting pemerintah.
Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai, goyangan semacam ini bukan hanya sekali lantaran beberapa pendiri, seperti Ventje Rumangkang dan sejumlah pendiri lainnya pernah menggugat.
“Memang selain almarhum Ventje ada dua juga yang sudah meninggal Sys Ns dan Sutan Bhatoegana,” kata Jerry dalam keterangannya, Selasa (2/2).
Menurut Jerry, kepemimpinan AHY bakal dirong-rong entah itu pendiri atau orang dalam dan juga orang dekat Jokowi, seperti penuturan AHY.
Gerakan tersebut, menurut Jerry, sebagai upaya menjegal Partai Demokrat pada pilkada 2022 jika tak ada aral melintang atau ditunda sampai 2024, tapi masih menunggu keputusan DPR.
“Upaya paksa berarti ada rencana melengserkan AHY. Memang kepemimpinan Demokrat agak beda antara SBY dan putranya, AHY,” kata Jerry.
Jerry menyebut ini bagian dari kudeta politik dan mereka perlu betul-betul antisipasi. Menurut Jerry sudah ada banyak contoh terjadi peralihan kekuasaan dari partai-partai yang ada.
“Jika AHY digoyang bisa jadi partai ini akan terpecah akan ada dualisme, seperti PPP,” kata Jerry.
Serta Golkar, kubu Aburizal Bakrie dan Akbar Tanjung. Bahkan 2010, internal PKB juga terbelah, kubu Muhaimin Iskandar dan mendiang mantan Presiden Gus Dur. []