Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta memaparkan sejumlah kerawanan terkait pandemi covid-19, yakni daya tampung Rumah Sakit yang kurang, melemahnya ketahanan ekonomi terutama untuk sektor informal, masalah ketersedian pangan, serta beredarnya hoaks yang kian meresahkan.
Bagi Stanislaus, pemerintah harus mewaspadai ancaman-ancaman yang terjadi, seperti pasien covid-19 yang tidak tertampung, gangguan sektor ekonomi, kemudian terorisme, konflik massa dan kriminalitas lainnya, termasuk adanya ketidakpercayaan kepada pemerintah.
“Fakta yang terjadi saat ini, bahwa kelompok teroris memanfaatkan situasi pandemi covid-19 untuk melakukan aksi, kemudian kelompok separatis seperti OPM meningkatkan tensi tekanan kepada pemerintah. Juga ada temuan drone bawah laut yang mengarah pada adanya penyusupan dari pihak asing. Angka kriminalitas di masa pandemi juga meningkat, dan kelompok oposisi memanfaatkan isu pandemi Covid-19 untuk mendelegitimasi pemerintah,” jelasnya.
Pada saat bersamaan, lanjut Stanislaus, pemerintah harus bekerja keras mengatasi implikasi dan dampak dari pandemi, seperti tersendatnya perputaran ekonomi, kegiatan belajar mengajar terganggu, pembangunan tertunda, juga terjadi sentimen kepada pemerintah dan meningkatnya ketergantungan pada pihak lain.
Terakhir, Stanislaus memberikan sejumlah saran untuk dilakukan. Mulai dari pentingnya melakukan pengujian dan penyempurnaan terhadap sistem tanggap darurat. Kemudian negara harus punya instrument untuk menggerakkan non state actor, termasuk swasta dan generasi muda.
“Sistem koordinasi pemerintah pusat, kementerian/lembaga, pemda, dan masyarakat harus diperbaiki. Komunikasi pemerintah kepada publik juga harus lebih cepat, sederhana dan kredibel. Dan tentunya nasionalisme harus terus ditingkatkan untuk mendorong persatuan dan kekompakan,” jelas Stanislaus. [REL]