JAKARTA, Inisiatifnews.com – Pengamat dari President University, Muhammad AS Hikam menilai bahwa sosok KH Miftachul Akhyar masih sangat dibutuhkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat saat ini sebagai Ketua Umum.
Pasalnya, ada beberapa poin mengapa Rais Aam itu masih patut untuk menjadi nahkoda di organisasi kumpulan para ulama dari lintas organisasi Islam itu.
“Personaliti kiai Miftachul Akhyar adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh MUI saat ini, karena beliau tidak hanya merepresentasikan NU saja, tapi karakter beliau yang bisa mengayomi bisa meneduhkan dan memberikan inspirasi yang baik demi keutuhan organisasi,” kata Hikam, (10/3) malam.
Selanjutnya, Hikam mengatakan bahwa saat ini tantangan berat sedang melanda MUI. Dimana beberapa tokoh pimpinan organisasi tersebut sedang tersandung kasus cukup serius, yakni terindikasi menjadi bagian dari jaringan kelompok teroris.
“MUI sekarang ini kan sedang mengalami banyak hal, yang paling kita baca kasus-kasus beberapa orang di dalam kalangan pimpinan MUI ada yang sampai diperiksa oleh Densus 88,” ujarnya.
Ditambah lagi dengan munculnya berbagai dorongan dari publik agar MUI dibubarkan saja karena berbagai skandal yang menyandung mereka.
Bagi Hikam, sosok orang seperti KH Miftachul Akhyar sangat penting untuk menyeimbangkan dan mengendalikan situasi, jangan sampai gerakan dan narasi publik malah mengarah kepada disintegrasi MUI secara kelembagaan.
“Semuanya ini membutuhkan situasi yang kondusif, dan sosok kiai Miftachul Akhyar itu menjadi sesuatu yang mutlak,” imbuhnya.
Menteri era Presiden KH Abdurrahman Wahid almarhum tersebut menilai, dengan rangkap jabatan di Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI Pusat sebenarnya tidak bermasalah. Dan ini bukan kali pertama terjadi, beberapa Rais Aam PBNU terdahulu juga ada yang menjabat sebagai Ketua Umum MUI.
“Di dalam NU ini memang ada semacam sejarah, bahwa Rais Aam NU itu ada yang juga menjadi Ketua Umum MUI, mulai mbah Sahal, kiai Maruf Amin kemudian beliau sendiri pak kiai Miftachul Akhyar sambil menjadi Rais Aam PBNU,” terangnya.
Oleh karena itu, Hikam pun berharap agar PBNU melalui Ahlul Halli Wal Aqdi bisa memaklumi situasi saat ini, dimana KH Miftachul Akhyar menang sedang dibutuhkan oleh MUI.
“Menurut saya pribadi ya, mungkin NU sendiri juga akan berusaha dan cenderung memilahkan. Diharapkan semua bisa mendudukkan masalah dengan baik,” tuturnya.