JAKARTA, Inisiatifnews.com – Ketua Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Prof Mahfud MD menyampaikan ucapan selamat ulang tahun untuk organisasinya itu.
“Selamat Ultah ke-56 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI),” kata Mahfud MD dalam sambutannya di acara HUT ke 56 KAHMI sekaligus Musyawarah Nasional (Munas) XI KAHMI di Jakarta, Sabtu (17/9).
Di usia yang lebih dari setengah abad itu diharapkan menjadi momentum yang baik untuk bersama-sama melakukan renungan nasional, khususnya tentang apa dan mengapa HMI dan KAHMI dilahirkan pada.
“HUT adalah momentum untuk berkontemplasi dan mengevaluasi diri mengapa dan untuk apa KAHMI ada. HMI/KAHMI ada untuk mencetak kader bangsa dengan insan cita, membangun Indonesia,” ujarnya.
Mahfud yang merupakan Menko Polhukam RI tersebut mengatakan, bahwa saat ini banyak alumni HMI sudah tersebar dan ikut menjadi penentu di berbagai lapangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik di DPR, MPR, DPD, DPRD hingga kepala daerah maupun lembaga penegak hukum.
Sehingga dengan sumber daya sebesar itu, diharapkan KAHMI dan HMI bisa berkontribusi untuk perbaikan bangsa dan negara ke depan yang lebih baik.
“Alumni HMI menjadi pengelola inti di legislatif, eksekutif, yudikatif di dalam dan luar negeri, di pusat dan daerah-daerah. Ada politisi, akademisi, pebisnis, diplomat, dll,” tandasnya.
Lebih lanjut, Mahfud MD yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengatakan, bahwa banyak sekali pengalaman yang pernah dilalui oleh KAHMI termasuk di era pemerintahan Presiden Soeharto.
“Banyak tantangan yang dilalui KAHMI. Pada masa Orba didiskriminasi, sulit eksis tanpa bergabung dengan Golkar. Begitu terjadi reformasi KAHMI masuk ke berbagai institusi melalui demokrasi,” paparnya.
Oleh sebab itu, Mahfud berharap besar kepada seluruh keluarga besar KAHMI maupun HMI untuk bisa bersama-sama melakukan gerakan kolektif membangun dan memperbaiki demokrasi yang berkualitas di Indonesia.
“KAHMI harus berkontemplasi dan sadar untuk membangun demokrasi substantif. Demokrasi sekarang terjangkit korupsi,” pungkasnya.