JAKARTA, Inisiatifnews.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan rasa duka atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Prihatin dan berduka yang dalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan,” kata Erick, Minggu (2/10).
Ia menilai seharusnya sepak bola menjadi ajang olahraga yang bisa menyatukan antar sesama anak bangsa.
Pertandingan tersebut tidak hanya sekedar dituntut sportifitas masing-masing pemain, akan tetapi para penonton apalagi fans base pun dituntut hal yang sama.
“Sepak bola seharusnya jadi pemersatu, di dalamnya ada nilai sportivitas dan kemanusiaan,” ujarnya.
Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan tersebut berharap agar aksi kekerasan dan saling serang di dalam pertandingan sepak bola tidak terjadi lagi. Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu pun harus menjadi pembelajaran yang sangat berharga oleh semua pihak.
“Hentikan kekerasan. Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Ayo jaga sepak bola Indonesia,” pungkasnya.
Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa pertandingan antara Persebaya vs Arema FC berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pertandingan laga BRI Liga 1 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (1/10) malam tersebut dimenangkan Persebaya atas Arema dengan skor 3:2.
Karena tim kesebelasan kesayangannya kalau di kandang sendiri, suporter Aremania pun rusuh dan turun ke lapangan. Sontak kerusuhan tak terelakkan. Ditambah lagi dengan polisi yang memilih menembakkan gas air mata ke arah tribun yang membuat para penonton bola panik dan berlarian. Akibatnya, banyak penonton terinjak-injak, terhimpir dan ada yang sesak nafas.
Kabar terakhir, jumlah korban meninggal dunia di dalam insiden itu sebanyak 130 orang. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Widodo.
“Meninggal dunia terakhir 130 orang per pukul 08.32 WIB. Kondisi kritis kini sekitar 20-an orang,” ujarnya.