SURABAYA, Inisiatifnews.com – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan bahwa sebagai seorang calon pemimpin atau pemimpin, tidak boleh anti kritik. Justru ia harus bisa menerima kritikan.
“Ndak boleh jika pemimpin anti kritik, ya ndak boleh anti kritik,” kata Mahfud saat mengisi kuliah umum dengan tema ‘Peluang dan Tantangan Demokrasi yang Bermartabat’ di Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/10).
Ia mengutip statemen almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Presiden Republik Indonesia dimana di Kabinet itu dirinya sebagai Menteri Pertahanan.
Mahfud mengatakan bahwa Gus Dur sangat menyambut baik kritikan yang masuk kepada pemerintahan saat itu. Sebab bagi Gus Dur kata Mahfud, kritik adalah instrumen penguat sistem pemerintah.
“Lho kenapa takut dikritik, kritik itu justru vitamin. Vitamin bagi kesehatan pemerintahan kita, itulah kritik, jangan dibungkam,” ujarnya.
Justru bagi Mahfud, ketika ada pemimpin yang anti terhadap kritikan, maka kemungkinan besar ia sedang melakukan kesalahan yang tengah berusaha keras disembunyikan.
“Orang yang membungkam kritik pasti membuat kesalahan yang disembunyikan,” tegasnya.
Dalam kesempatan di hadapan banyak civitas akademika UNAIR, Mahfud MD membagikan salah satu cara dirinya memberikan kuliah di kampus, baik di UGM maupun di UII. Ia mengatakan bahwa pesan pertama yang disampaikan kepada Mahasiswanya adalah berani mengritik teori yang diajarkan dengan argumentasi yang kuat.
“Setiap saya kuliah ini, pembukaan kuliah di hari pertama, saudara, yang saya kuliahkan ini teori lebih banyak mungkin salah. Dan kekuatan teori itu tergantung seberapa banyak kita membaca buku-buku yang mendukung atau melawan teori itu,” kata Mahfud.
Ia tak akan pelit nilai jika ada yang sanggup mengritik teori yang disampaikan di dalam ruang kuliah. Bahkan ia sampai menjanjikan nilai A jika ada mahasiswanya yang melakukan hal itu.
“Barangsiapa kuliah lalu bisa membuat pertanyaan dan kritik yang membuat saya tidak bisa menjawab, saya langsung kasih nilai A. Anda berani kritik dan menunjuk buku yang berbeda dengan yang saya pakai, kasih nilai A, saya nggak akan baca ujian tulisannya,” terangnya.
Sehingga dengan demikian, Mahfud sangat sepakat jika ada kritikan apalagi kritik yang menggunakan data dan argumentasi yang kuat untuk kepentingan perbaikan.
“Kalau saya, kritik harus dibuka,” pungkasnya