JAKARTA, Inisiatifnews.com – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menyampaikan bahwa ada persoalan histori yang saat ini membelenggu Calon Presiden nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto.
“Pada pilpres kali ini banyak orang seolah menutup mata tentang masa lalu Prabowo Subianto yang diberhentikan dari TNI karena dianggap terlibat dalam kasus penculikan,” kata Fernando dalam keterangannya, Selasa (21/11).
Ia mengatakan fakta sejarah itu mengungkapkan bahwa Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono termasuk dalam Dewan Kehormatan Perwira yang menyidangkan Prabowo yang memutuskan pemecatan karena dianggap melampaui tugas dan wewenang serta terlibat dalam merampas kemerdekaan orang lain.
“Dalam jejak digital yang dapat ditonton oleh publik, Agum Gumelar dan mantan Panglima ABRI Wiranto menyampaikan bahwa Prabowo Subianto diberhentikan dari TNI karena melakukan pelanggaran HAM berat, terlibat dalam penculikan,” ujarnya.
Ia cukup menyayangkan bahwa tiga mantan perwira tinggi TNI yang ikut menyidang kasus Prabowo saat itu justru masuk satu barisan sebagai pendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden di 2024.
“Seolah para jenderal tersebut yang mengetahui tentang masa kelam Prabowo menutup mata dan bahkan mendukungnya dalam kontestasi pilpres 2024. Ingat jenderal !, jejak digital itu kejam karena mencatat dengan baik apa yang pernah disampaikan mengenai catatan buruk Prabowo Subianto pada saat menjadi anggota TNI,” tandasnya.
Ia harap bahwa baik Agum Gumelar, SBY dan Wiranto tidak menutup mata lagi tentang peristiwa pemecatan mantan Danjen Kopassus tersebut.
“Apakah pak Wiranto, pak Agum Gumelar dan pak SBY dan siapapun itu yang turut serta membantu menenangkan Prabowo pada pilpres 2024 sudah melupakan catatan buruk Prabowo yang pernah dicatatkan oleh DKP (Dewan Kehormatan Perwira),” tukasnya.
“Atau apakah karena keserakahan dan ketamakan sudah mematikan hati nurani para jenderal tersebut sehingga mengabaikan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo?,” sambungnya.
Lalu, Fernando berharap agar ketiga sosok purnawirawan jenderal TNI itu berhenti mendukung Prabowo Subianto.
“Saya berharap mereka kembali sadar dan pulih hati nuraninya sehingga mundur dari Tim Kampanye Prabowo Gibran. Kalaupun tidak berpihak pada calon lainnya, minimal tidak membantu sosok yang pernah diputuskan bersalah oleh DKP,” pungkasnya.