Mahfud MD Ungkap Alasan Percaya Prabowo dan Cerita Pertemuan Empat Mata

mahfud md prabowo
Mahfud MD saat akan menyalami Prabowo Subianto yang sedang memberi hormat kepadanya. [foto : RM]

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD, dalam beberapa kesempatan menyatakan harapannya bahwa Prabowo Subianto akan sanggup memperbaiki Indonesia. Ternyata, ada beberapa alasan yang membuatnya berharap ke Prabowo.

Pertama, harapan kepada sistem konstitusi yang memberikan Presiden kekuasaan tertinggi di eksekutif dan separuh kekuasaan di legislatif bersama DPR. Kedua, harapan dari sudut personal karena Mahfud sudah mengenal dan pernah beberapa kali bekerja sama dengan Prabowo yang kini menjabat Menteri Pertahanan.

Bacaan Lainnya

“Dari sudut personalnya, Prabowo ini menurut saya, menurut pengalaman saya punya modal yang cukup untuk bisa dipercaya menata ini karena yang lain sudah dikalahkan, gitu kan. Anies sudah kalah, Ganjar dan saya sudah, tidak ada pilihan lain, Prabowo harapan kita,” kata Mahfud ketika menjawab pertanyaan host mengapa sebagian kalangan ragu dan tetap ragu Prabowo akan menegakkan hukum dan demokrasi, tapi dirinya tetap menyatakan harapannya Prabowo dapat melakukan perbaikan, dalam podcast Terus Terang Mahfud MD di YouTube Mahfud MD Official, Selasa (06/08/2024).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengajak masyarakat meletakkan kekuasaan di bawah konstitusi dan mendorong Prabowo untuk tidak takut ke siapapun. Mahfud melihat, sosok Prabowo sudah memiliki modal untuk melakukan perbaikan.

“Dia sapta marga-is, dia nasionalis karena selama kerja di TNI sumpahnya menjunjung Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD), jujur, setia dan seterusnya, taat kepada hukum dan seterusnya. Nah itu modal bagi dia dan itu personal dia,” ujar Mahfud tentang mantan lawannya dalam kontestasi Pilpres lalu saat dirinya berpasangan dengan Capres Ganjar Pranowo.

Selain itu, guru besar hukum tata negara itu turut mengenal komitmen pribadi Prabowo Subianto. Mahfud mengingatkan, komitmen demokrasi dan penegakan hukum itu bisa dilihat di kampanyenya di Pilpres 2014, 2019 dan 2024.

Ketikan ditanyakan apakah dirinya punya pengalaman pribadi yang lain sehingga sampe kini memiliki harapan, Mahfud menjawab pernah bertemu empat mata dan membuat perjanjian dengan Prabowo.

“Iya, ini pribadi, saya tahun 2014 kan menjadi ketua tim suksesnya, sebelum itu saya ketemu Pak Prabowo berbicara berdua di Bandara Halim sebelum diumumkan saya sebagai Ketua Timses, kami bicara. Bapak, saya setuju mendukung Bapak, bukan karena apa-apa tapi pilihan strategi penataan Indonesia saja, Pak Jokowi itu populisme, gerakannya ke bawah, oke rakyat, tapi saya lebih suka strukturalisme seperti Bapak,” kata Mahfud menceritakan pertemuan sepuluh tahun lalu itu.

Artinya, lanjut Mahfud, perbaikan secara struktural itu adalah menertibkan pejabat-pejabat dan lembaga-lembaga yang ada. Sebab, Mahfud berpendapat, secara organisasi sudah ada, tinggal pejabat-pejabat atau lembaga-lembaga yang harus dibereskan.

Dalam pertemuan di Bandara Halim Perdana Kusuma pada tahun 2014 itu, Mahfud MD bersepakat dengan Prabowo Subianto bahwa dirinya akan berkiprah di bidang penegakan hukum bila Prabowo-Hatta menang. Kala itu, ia mengungkapkan, sudah membayangkan untuk menata Kejaksaan Agung (Kejagung).

“Oh setuju Pak Mahfud, tanda tangan Pak Prabowo. Bahkan, dia itu, di konsep yang dia buat itu, saya akan dijadikan Menteri Utama, tertulis, kalau saya bersepakat Pak Mahfud menjadi ketua timses, saya capres, kalau nanti menang Pak Mahfud itu menjadi Menteri Utama, saya bilang Pak tidak ada Menteri Utama, apa Pak Mahfud, Menko, nah dicoret tangan dia tulis,” ujar Mahfud.

Anggota DPR RI periode 2004-2008 itu menuturkan, dirinya juga diperkenankan untuk ikut membicarakan calon-calon Menteri Agama (Menag) dari Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Mahfud, saat itu Prabowo sepakat, bahkan kesepakatannya ditanda tangani.

“Oh, setuju Pak Mahfud, tapi ini ya, nanti catatan, tambah catatan lagi di tanda tangan dia, dengan catatan nanti ini akan secara final dikonsultasikan dengan Kyai Aqil Siradj sebagai Ketua Umum PBNU, itu tertulis ada tanda tangannya sampai sekarang saya simpan, saya tanda tangan, Pak Prabowo tanda tangan, Hatta Rajasa tanda tangan,” kata Mahfud. Mahfud menambahkan, perjanjian yang dibuatnya bersama Prabowo itu masih ada sampai sekarang.

Bagi Mahfud, semua itu merupakan modal bagi Prabowo sekaligus jadi tanda kalau Prabowo memiliki pandangan melakukan penataan struktural.

“Saya punya catatan itu, tentu itu catatan yang saya simpan, tidak ada kaitannya dengan sekarang, tidak fair kalau itu ditagihkan sekarang, saya hanya katakan ada modal itu, dan kalau mau dilihat ke saya sekarang ada saya simpan, ada harapan karena waktu itu Pak Prabowo bersemangat sekali,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) di era Presiden Gus Dur itu. (*)

Temukan kami di Google News.

Pos terkait