Menyambut HUT 79 RI, Mahfud MD mengajak anak bangsa mencontoh tokoh-tokoh yang ia juluki sebagai Mutiara Republik. Sebab, Indonesia sejatinya tidak kurang figur-figur yang sampai akhir bakti terus menginspirasi, jadi pembeda ketika hidup kian materialistik dan hedonis.
Bagi Mahfud, pemimpin-pemimpin masa lalu itu hampir semua atau sekurang-kurangnya lebih banyak yang bisa kita lihat dalam menjalankan amanah merupakan orang orang yang bersih dan jujur. Karenanya, Mahfud mengajak anak-anak bangsa meneladani mereka.
“Ada ketegasan, ada keberanian, ada kejujuran, ada kesederhanaan, itu diperlihatkan oleh para pemimpin kita dengan tulus,” kata Mahfud dalam podcast Terus Terang Mahfud MD Spesial HUT RI-Mutiara Republik di YouTube Mahfud MD Official, Selasa (13/08/2024).
Mantan Menkopolhukam itu menyebut sosok-sosok seperti Bung Karno yang begitu luar biasa memperjuangkan negara dan agama. Bung Karno tidak cuma mengantarkan kita ke kemerdekaan, tapi mampu membuat suara semua golongan yang ada kala itu seimbang.
“Anda bayangkan, bangsa ini dipimpin Bung Karno menyatukan pada waktu itu tidak kurang dari 77 kerajaan yang punya pemerintahan sendiri Bung Karno berhasil menyatukan. Tentu bukan hanya Bung Karno, dulu didahului atau didorong Sumpah Pemuda, tapi kepemimpinan Bung Karno untuk membawa itu sangat tegas, terutama ketika menyangkut ideologi,” ujar Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu turut menyebut sosok legendaris, Jaksa Agung Suprapto. Mahfud menceritakan, Suprapto tidak cuma jadi Jaksa Agung pertama yang menjatuhi hukuman mati, tapi Jaksa yang memenjarakan dua menteri era Bung Karno.
“Itulah sebabnya, kita pernah punya Jaksa Agung yang penuh integritas, hidup sederhana, berani. Artinya, dia bukan hanya tidak menunggu perintah Presiden, disarankan pun tidak mau, ini melanggar hukum, tidak mau dia, Bung Karno pun pada waktu itu, biarin saja dia salah, diadili saja kalau hukumnya begitu,” kata Mahfud.
Kemudian, ada sosok yang pernah jadi Presiden Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Sjafruddin Prawiranegara. Istri Sjafruddin berjualan gorengan karena dilarang meminta bantuan dan meminjam jika tidak darurat.
“Itu Sjafruddin, pemimpin-pemimpin dulu loh, Menteri Keuangan loh ini, Gubernur BI, yang bisa tahu kebijakan tentang perubahan-perubahan nilai uang itu bisa dia buat kapan saja, tapi tetap saja dalam keadaan miskin dia. Kita tidak harus seperti dia caranya, ekstrimnya, tapi orang jangan terlalu tamak, jangan makan kalau itu bukan haknya,” kata Mahfud.
Ada pula sosok Kapolri, Jenderal Hoegeng, yang menolak diberi ajudan, mobil dinas, suap dan fasilitas berlebihan. Lalu, ada sosok Mar’ie Muhammad atau dikenal sebagai Mr Clean, yang pernah dilarang masuk Istana oleh Paspampres karena memakai mobil yang jelek.
Kemudian, Ketua BPK, Billy Yudono, yang memajang cek-cek yang dikirim kepadanya di ruang tamu dengan bingkai, lengkap dengan pengirimnya. Selain itu, ada Presiden Gus Dur yang tidak cuma hidup sederhana, tapi mampu menanamkan nilai-nilai ke semua putrinya.
Mantan Anggota DPR RI itu merasa, tokoh-tokoh seperti itu sepantasnya jadi teladan hidup bernegara. Maka itu, Mahfud mengajak agar tidak lelah mencintai Indonesia karena terbukti mampu melahirkan panutan-panutan yang bersih, berani dan bekerja untuk kepentingan rakyat.
“Sekarang, mari, mumpung ada momentum, perbaiki, munculkan itu semua seperti tokoh-tokoh Bung Karno, Bung Hatta, Hoegeng, Suprapto, Sjafruddin, Natsir dan sebagainya. Bisa mencontoh dan rakyat tidak boleh dibuat putus asa, pemimpin kita itu banyak yang baik-baik, tinggal dimunculkan saja, diberi peran,” ujar mantan Menteri Pertahanan tersebut. (*)