Selama Larangan Mudik 2021

PB SEMMI Minta Anies Baswedan Tutup Pusat Perbelanjaan

Tanah Abang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau langsung pasar grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Inisiatifnews.com – Keputusan pemerintah melarang aktivitas mudik pada tanggal 6 – 17 Mei 2021 dengan alasan menekan laju penularan virus Covid-19 mendapat tanggapan luas dari masyarakat. Pendapat pro dan kontra keputusan pemerintah menyeruak ke permukaan.

Keputusan pemerintah melarang mudik dianggap kebijakan yang diskriminatif karena di sisi lain pemerintah terkesan membiarkan kerumunan di pertokoan. Salah satunya dari Bintang Wahyu Saputra, Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).

Bacaan Lainnya

Dalam pandangan Bintang, keputusan pemerintah melarang mudik untuk mencegah penularan virus Covid-19 bisa diterima meskipun ini bukan kebijakan yang tidak popular dan melawan tradisi masyarakat Indonesia selama puluhan tahun. Makanya tidak heran masyarakat menolak keputusan ini.

“Melarang mudik bukan keputusan popular dan pasti ditentang masyarakat. Bayangkan, dengan alasan demi Kesehatan kita harus menunda kerinduan bertemu orang tua di kampung halaman. Kita tidak punya pilihan lain. Harus terima keputusan pemerintah. Namun demikian pemerintah juga harus fair dong. Kita dilarang mudik tapi mall dan pusat pertokoan dibiarkan tetap beroperasi, buka seperti biasa. Akhirnya jadi pusat kerumunan baru dan berlangsung berhari-hari,” ujar Bintang kepada media, Jumat (7/5/2021).

Menurut Bintang, demi rasa keadilan atas masyarakat yang tidak bisa mudik karena alasan Kesehatan dan mencegah penularan virus covid-19 di masyarakat, pemerintah provinsi DKI Jakarta harus menutup mall dan pusat pertokoan yang menimbulkan kerumunan baru dan berpotensi menjadi kluster baru penularan Covid-19.

“Gubernur Anies Baswedan harus menutup mall dan pusat pertokoan yang menjadi pusat kerumunan baru dan bisa jadi kluster baru penularan Covid-19 di Jakarta. Coba saja perhatikan, sekarang jalan-jalan yang menuju pusat perbelanjaan macet total. Karena kendaraan yang antri masuk area mall. Sementara didalam mall orang berjubel memilah dan memilih belanja lebaran. Ini ironi. Kita dilarang mudik tapi boleh berkerumun di mall. Apa Corona bisa pilih-pilih tempat penularan?,” tandasnya.

Karena itu lanjut Bintang, dirinya menuntut Gubernur Anies Baswedan segera membuat keputusan tegas menutup pusat perbelanjaan demi menjaga penularan virus Covid-19. Apalagi kata Bintang, Kota Jakarta masih menempati 3 (tiga) besar kota dengan jumlah suspect dan kasus positif Covid-19 tertinggi di Indonesia.

“Tidak ada alasan lagi, demi melindungi warga Jakarta dari penularan Covid-19, semua pusat perbelanjaan dan mall di Jakarta harus ditutup. Jakarta sampai saat ini masih termasuk kota dengan tingkat penularan dan positif Covid-19 tertinggi di Indonesia. Kalau tidak, kami curiga ada pihak lain yang mendapat keuntungan dari kebijakan aneh melarang mudik tapi mall boleh buka,” ucap Bintang.

“Saya beri tahu, sekarang berkembang opini di masyarakat, ada pihak yang diuntungkan dengan keputusan pemerintah melarang mudik. Dibiarkannya kerumunan di mall dan pusat pertokoan dianggap sebagai indikator kecurigaan masyarakat. Lebih aneh lagi, pusat perbelanjaan yang ramai, tapi stasiun terdekat dari pusat perbelanjaan yang ditutup. Gubernur harus tutup mall dan pusat perbelanjaan atau kami geruduk balai kota,” pungkas Bintang. []

Pos terkait