Presiden Jokowi Yakin Ekonomi Nasional Tembus 7 Persen di Kuartal Kedua

Presiden Joko Widodo.

Inisiatifnews.com – Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan ini dijadikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai tantangan apakah Indonesia mampu atau tidak memperbaiki kondisi ekonomi nasional.

Namun disampaikan oleh Presiden, bahwa pihaknya masih tetap optimistis jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 7 persen pada kuartal II 2021.

Bacaan Lainnya

Hal ini dikatakan oleh orang nomor satu di Republik Indonesia itu, bahwa ada trend produksi di berbagai industri mulai bergerak normal.

“Kami harapkan kuartal II 2021 bisa sesuai target yaitu kurang lebih 7 persen bisa kami capai karena produksi di semua lini perusahaan unit usaha semua bisa bergerak normal kembali,” kata Jokowi dalam Peninjauan Vaksinasi Covid-19 Gotong Royong untuk Pekerja di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/5/2021).

Ia berharap perkembangan vaksinasi covid-19 mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri. Sejauh ini, pemerintah baru menyuntikkan vaksin sebanyak 23 juta dosis.

Jumlahnya masih jauh dari target yang mencapai 380 juta dosis untuk 181.500 penduduk. Namun, ia berharap vaksinasi gotong royong akan mempercepat target pemberian vaksin untuk masyarakat.

“Kami berharap pada Agustus-September sudah mencapai jumlah kurang lebih 70 juta yang divaksin, sehingga diharapkan bulan-bulan itu kurva berada di bawah,” jelas Jokowi.

Dengan demikian, operasional perusahaan industri bisa semakin membaik dan menuju normal. Jumlah barang yang diproduksi bisa sama seperti sebelum pandemi covid-19.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso percaya diri tanpa usaha keras pun ekonomi dapat menyentuh pertumbuhan di kisaran 6,3 persen pada kuartal II 2021. Hal ini karena kontraksi ekonomi yang dialami pada kuartal II tahun lalu sangat dalam, yakni hingga 5,32 persen.

Susi menjelaskan asumsi tersebut didasarkan siklus PDB riil (atas dasar harga konstan/ADHK) yang biasanya meningkat pada kuartal II dan III. Dengan PDB ADHK sebesar Rp2.683 triliun pada kuartal I lalu, ia yakin angka PDB kuartal II ini akan lebih tinggi. Bahkan, di atas PDB ADHK kuartal II 2019 atau sebelum pandemi yang mencapai Rp2.735,4 triliun.

“Kalau asumsinya datar-datar saja, karena baseline-nya (kuartal II) tahun lalu rendah sekali hanya Rp2.588 triliun, dengan ADHK yang sama dengan (kuartal II) 2019 saja pertumbuhan ekonominya sudah 6,3 persen sendiri,” pungkas Susi. [RED]

Pos terkait