Inisiatifnews.com – Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Banser Jawa Barat, Yudi Nurcahyadi menyampaikan protesnya terhadap program pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni “petani milenial”.
Menurutnya, saat ini perjuangannya adalah bagaimana memberdayakan petani secara menyeluruh tanpa dikotak-kotakkan dengan labelisasi khusus, seperti petani milenial semacam itu.
“Kenapa saya mesti komentar terkait hal ini, karena banyak kader kami, Banser di Jawa Barat yang berprofesi menjadi petani,” kata Yudi membuka obrolan yang dibagikan kepada Inisiatifnews.com. Senin (31/5/2021).
Ia menilai, bahwa kadernya yang mayoritas petani itu banyak yang tidak tertarik pada program tersebut.
Hal ini lantaran jargon petani milenial tidak menyentuh para petani yang usia sudah dewasa dan lanjut. Sehingga menurutnya, program tersebut hanya untuk melangitkan petani semata tanpa menyentuh akar persoalan yang sebenarnya.
“Alasan mereka sebetulnya sederhana. Program ini kesannya melangit. Projek mercusuar. Bagus di dunia maya. Buat di instagram memang bagus,” lanjut Yudi.
Yudi mengingatkan jangan sampai pemerintah justru menkotakkan antara petani milenial dengan non milenial.
“Definisi petani milenial itu seperti apa. Apa karena mereka berusia muda atau modernisasi sistem pertanian dan alat?,” tanya Yudi.
Kalau yang dimaksud dengan milenial itu usia muda, kata Yudi, lantas bagaimana dengan para petani yang sudah lanjut usia. Apakah mereka tidak termasuk sasaran strategis.
“Kalau yang dimaksud milenial itu adalah juga mencakup masalah modernisasi, kenapa tidak menjadikan petani yang sudah mapan disentuh program seperti ini,” tandasnya.
Yudi juga tetap meyakini bahwa persoalan petani adalah soal stabilitas harga.
“Ini sifatnya sudah umum saya kira. Dan justru yang seharusnya ditangani. Silakan lah cari kata yang bagus. Yang penting intinya program pemerintah untuk menyelesaikan persoalan yang sudah sangat menahun ini,” ujar dia.