Inisiatifnews.com – CEO Cyber Indonesia, Habib Muannas Alaidid menyebut, bahwa penindakan hukum terhadap petinggi Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Haikal Hassan Baras soal klaim mimpi ketemu Rasulullah SAW penting.
Apalagi jika klaim-klaim semacam itu dibiarkan, ia khawatir akan ada orang-orang lain menyatakan hal yang sama dan bisa disalahgunakan.
“Ulah Haikal Hasan itu bukan soal mimpinya tapi bila dibiarkan akan jadi preseden buruk disalahgunakan untuk kepentingan kelompok dan pribadi,” kata Muannas, Senin (14/12/2020).
Penyalahgunaan dari orang lain untuk kepentingan propaganda tertentu ini juga akan menjadikan situasi sosial politik nasional terganggu. Maka dari itu, ia berharap Polri mengambil sikap tegas.
“Besok-besok ada orang ngaku ketemu Nabi, dibisikin rasul, bahaya tak ada jaminan tidak terulang, maka perlu efek jera melalui proses hukum,” ujarnya.
Haikal Hassan klaim ketemu Rasulullah SAW
Perlu diketahui, bahwa dalam sambutannya di acara pemakaman 5 laskar FPI di kawasan Megamendung, Jawa Barat, Haikal Hassan menyebut bahwa para laskar FPI yang meninggal di tragedi KM 50 Jalan Tol Jakarta – Cikampek saat ini sudah bersama Rasulullah SAW.
Bahkan di dalam sambutannya, ia juga menceritakan bahwa tragedi kematian 6 laskar tersebut membuatnya sedih dan kacau karena mengingat ketika kedua anaknya meninggal dunia.
“Anak saya yang pertama meninggal dunia, namanya Umar. Anak saya yang kedua, masih saya gendong, Allah panggil lagi, namanya Salma. Demi Allah di kubur dan waktu hujan ini, tiba-tiba enggak lama Rasulullah datang, dan beliau memegang tangan Umar. Demi Allah, dia memegang tangan Salma,” kata Haikal.
Saat itu, dalam mimpinya, Haikal merasa terkejut bukan main melihat Rasulullah datang menemuinya. Menurutnya, Rasulullah memberikan sebuah pesan kepadanya.
“Rasulullah berucap pada saya, ‘Jangan takut dan jangan khawatir, Salma dan Umar bersama saya’. Demi Allah saya mendengar langsung Rasulullah berkata demikian di telinga saya,” ungkap Haikal sambil menahan tangis.
Haikal mengaku, pertemuannya dengan Rasulullah itu sudah sejak lama ia sengaja merahasiakannya.
Ia tak ingin dicap oleh publik sebagai seorang yang pamer. Oleh karenanya, ia memilih merahasiakan kisah tersebut untuknya sendiri dan baru menyampaikannya sekarang.
“Saya takut dibilang riya (pamer), tapi itu yang terjadi. Rasulullah datang pada orang yang berduka itu haq,” tuturnya. [RED]