Tujuh Maklumat Ponpes Tebuireng terkait Pandemi Covid-19

Inisiatifnews.com – Pondok Pesantren (Ponpes) ebuireng Jombang, Jawa Timur mengeluarkan tujuh maklumat tentang penanganan Covid-19. Maklumat muncul atas keprihatinan Ponpes Tebuireng terhadap perkembangan situasi dan kondisi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

“Setelah diskusi yang cukup panjang, inilah sebagian sumbangan pemikiran yang dapat disampaikan dalam merespons perkembangan saat ini,” tulis Gus Kikin, sapaan akrab Pengasuh Ponpes Tebiureng, K.H Abdul Hakim Mahfudz dalam siaran persnya, Senin (22/06).

Bacaan Lainnya

Maklumat pertama, ponpes yang didirikan Hadlratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ini mengapresiasi ikhtiar pemerintah pusat dan daerah dalam upaya percepatan penanganan Covid 19, khususnya terkait dengan peningkatan jumlah pemeriksaan secara masif dan pelacakan kasus (tracing) di masyarakat.

Kedua, meminta pemerintah mengimbangi ikhtiar positif tersebut dengan memperbaiki strategi komunikasi publik dan memperkuat pendekatan kultural serta memperhatikan aspek budaya masyarakat dan kearifan lokal di masing-masing daerah.

Ketiga, bekait dengan semakin banyaknya kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat, meminta semua pihak menjaga kejernihan pikiran, mengedepankan aspek tabayun dan menahan diri dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya.

Keempat, terkait dengan proses pemulasaraan jenazah dan pemakaman pasien terduga dan atau terkonfirmasi positif Covid 19. Ponpes Tebuireng Jombang meminta petugas kesehatan memastikan, proses pemulasaraan jenazah benar-benar memenuhi pedoman pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut masing-masing pasien.

Selain itu, Gus Kikin meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 dan pihak rumah sakit melibatkan tokoh-tokoh agama untuk memastikan proses pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut pasien. Sekaligus  menghindari keraguan-raguan keluarga dan masyarakat.

“Kita tidak berbicara dalam konteks pemulasaraan jenazah yang muslim saja. Tapi secara keseluruhan, apapun agamanya. Mengingat proses pemulasaraan jenazah ini cukup sensitif dalam perspektif budaya sebagian masyarakat kita. Harus mempertimbangkan aspek budaya dan kearifan lokal,” ungkapnya.

Jika memungkinkan, keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien mestinya dapat diberi kesempatan untuk melepaskan keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman. Namun, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

“Ada yang mengusulkan, jenazah tetap di dalam ambulans, tanpa harus diturunkan saat disalati dan prosesi pemberangkatan jenazah. Wacana seperti itu perlu dikaji,” ujarnya.

Dengan diberikannya kesempatan kepada keluarga dan masyarakat sekitar, akan menghapus stigma negatif kepada pasien. Selain itu, untuk proses edukasi kepada masyarakat bahwa Covid 19 bukanlah aib.

“Untuk meminimalisir keributan antara keluarga dan petugas kesehatan, seperti kasus yang marak belakangan.Tapi hal ini tentu harus disesuaikan dengan kondisinya,” ungkap putra almarhum KH Mahfudz Anwar ini.

Kelima, Ponpes Tebuireng berharap, para tokoh masyarakat berperan aktif dalam upaya mengedukasi dan menenangkan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi.

Keenam, Ponpes Tebuireng meminta semua pihak mengedepankan sikap jujur, amanah dan memiliki pertanggung jawaban moral yang setinggi-tingginya.

Terakhir, ketujuh, Ponpes Tebuireng memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para petugas medis yang telah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid 19 dan mendoakan semoga almarhum atau almarhumah memperoleh status syahid, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.

“Tujuh maklumat ini disampaikan sebagai ikhtiar Ponpes Tebuireng mewujudkan kemasalahatan bersama dan dalam upaya menjaga kondusivitas kondisi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk meminimalkan kesenjangan persepsi dan komunikasi antara masyarakat dan petugas kesehatan,” pungkas pengganti Gus Sholah ini. (INI)

Pos terkait