Snapchat Hentikan Promosi Postingan Donald Trump

Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald J Trump.

Inisiatifnews.com Platform sosial media, Snapchat telah mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan mempromosikan konten dari akun Snapchat milik Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump di tab Discover. Kebijakan ini dilakukan pasca pernyataan dari Trump pekan lalu di Twitter, yang mengancam bahwa para demonstran karena protes sikap rasis polisi Amerika atas kematian George Floyd dapat bertemu dengan “anjing-anjing jahat” dan “senjata-senjata berbahaya.”

Langkah ini terkenal karena banyak alasan, tetapi sangat menarik karena platform media sosial ini cenderung hanya mendisiplinkan akun populer ketika mereka telah melanggar aturan di platform mereka sendiri. Pengguna Snapchat masih dapat mengakses konten dari umpan Trump jika mereka berlangganan atau mencari akun tersebut secara khusus. Sementara dalam titik ini, Snap hanya membatasi akunnya untuk jangkauan organik dan melepaskannya dari pakan yang dikuratori.

Bacaan Lainnya

Juru bicara Snapchat menyampaikan, bahwa pihaknya sangat tidak sepakat dengan konten yang menghasut apalagi mengarah kepada kekerasa berbasis rasial.

“Kami tidak akan memperkuat suara yang menghasut kekerasan rasial dan ketidakadilan dengan memberi mereka promosi gratis di Discover,” kata juru bicara Snapchat dalam sebuah pernyataan dikutip dari Techcrunch, Kamis (4/6/2020).

Tanggapan ini juga sekaligus untuk memberikan penekanan bahwa pihaknya tidak terlibat sama sekali dalam kampanye Trump tersebut.

Snapchat yang dipersonalisasi menemukan sumber konten-konten dari penerbit berita dan akun di layanan tetapi sering lebih condong ke berita hiburan dibandingkan dengan produk yang bersaing seperti utas moments yang dikuratori Twitter, yang sangat berfokus pada berita.

Awal pekan ini, CEO Snapchat Evan Spiegel berbagi surat mengenai protes baru-baru ini, mencatat bahwa ia “patah hati dan marah dengan perlakuan terhadap orang kulit hitam dan orang kulit berwarna di Amerika.” Dalam surat yang diposting ke situs Snap, Spiegel juga menyerukan pembentukan “Komisi beragam, non-partisan tentang Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Reparasi.”

Keputusan Snap di sini datang setelah Twitter menyembunyikan salah satu tweet Trump mengenai protes Minneapolis karena dianggap telah melanggar aturan Twitter.

Twitter sendiri sebelumnya telah menambahkan fitur cek fakta ke dua tweet Trump yang terkait dengan pemungutan suara lewat surat. Facebook mendapat kecaman secara internal minggu ini setelah CEO Mark Zuckerberg menolak untuk menghapus konten yang sama yang dimiliki Twitter berdasarkan nilai berita, sebuah langkah yang mendorong beberapa karyawan untuk melakukan walk-out jarak jauh dan mendorong kepemimpinan perusahaan, termasuk Zuckerberg, untuk menjadi tuan rumah sebuah acara pertemuan perusahaan tentang topik tersebut.

Pos terkait