IPI: Prabowo Banyak Undang Tawa di Debat Kedua

karyono wibowo
Direktur eksekutif The Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo. [istimewa]

Inisiatifnews – Direktur eksekutif The Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa debat kedua Capres yang digelar pada hari Minggu (17/2) kemarin malam terlihat sangat cair, bahkan tak begitu tampak ketegangan yang ditampilkan oleh Jokowi maupun Prabowo di atas podium.

“Poin plus dari debat kedua ini adalah suasana debat yang lebih cair,” kata Karyono dalam keterangan persnya yang diterima wartawan, Senin (18/2/2019).

Bacaan Lainnya

Tidak hanya sekedar cair saja, Karyono memandang tensi di debat kedua tersebut banyak sekali spot komedi yang membuat banyak penonton tertawa.

“Ekspresi kedua capres tidak setegang pada saat debat pertama. Susananaya tidak hanya cair tapi justru lebih jenaka. Bahkan nyaris mirip dagelan,” ujarnya.

Kejenakaan yang dilihat Karyono adalah sikap Prabowo Subianto yang beberapa kali muncul, salah satunya adalah saat Prabowo memilih sepakat dengan jawaban Jokowi dengan singkat.

“Hal itu disebabkan sikap capres 02 Prabowo Subianto yang kerap mengundang tawa misalnya, dia justru sering bersepakat dengan Jokowi yang menjadi rivalnya,” terangnya.

Apalagi dalam debat kedua, banyak waktu yang sebetulnya terbuang karena lebih banyak Prabowo mengamini statemen Jokowi saat diberikan waktu untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban penantangnya itu.

“Prabowo beberapa kali tidak mau melanjutkan sisa waktu debat karena merasa sudah cukup. Dia mengaku sama pendapatnya dengan Jokowi,” imbuhnya.

Namun demikian, Karyono menilai bahwa debat kedua yang digelar oleh KPU di Ballroom The Sultan Hotel tersebut terbilang lebih baik jika dibandingkan dengan debat pertama yang digelar bulan Januari lalu.

“Secara kualitatif debat kedua ini sedikit lebih baik dari debat pertama,” tegasnya.

Pun debat kedua dianggapnya sudah lebih baik dari debat pertama, namun Karyono juga memberikan penilaian bahwa materi yang disampaikan kedua pasangan calon masih banyak yang belum bisa memuaskan publik.

“Meskipun lebih baik dari debat pertama, debat kedua ini belum memuaskan publik, terutama publik yang mendambakan debat sebagai ajang eksplorasi pemikiran dan gagasan yang terukur serta memberi solusi,” ujarnya.

Hanya saja ia memberikan maklum karena dalam melakukan eksplorasi pemikiran jelas tidak cukup dilakukan dalam rentang waktu yang diberikan moderator dalam setiap segmennya.

“Tetapi, dengan waktu yang hanya 1 sampai 2 menit tidak mungkin dapat mengeksplorasi dan menyampaikan proyeksi yang lebih komprehensif. Apalagi dari segi teknik debat yang dibuat KPU masih terasa kaku,” tegasnya.

[NOE]

Pos terkait