“Sakit Panas” Pilpres Lama Ngobatinnya, Jimly: Butuh Tokoh Pengayom Ngademin Suasana

Inisiatifnews – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof. Jimly Asshiddiqie memperkirakan kondisi “sakit panas” pasca Pilpres akan berlangsung lama.

Karenanya, tokoh pengayom yang dapat mendinginkan suasana ketegangan pasca penetapan hasil Pilpres 2019.

Bacaan Lainnya

“Kayaknya ini lama ngobatinnya. Karenanya kita musti sabar. Kita juga butuh tokoh-tokoh yang bisa ngayomi semua. Pak JK mudah-mudahan terus bersama kita walaupun nanti 20 Oktober sudah nggak wapres lagi. Tapi tenaga, pikiran serta wibawanya masih diperlukan oleh bangsa ini,” ungkap Jimly saat sambutan di acara buka puasa bersama dan peringatan Nuzulul Qur’an Wapres Jusuf Kalla bersama Majelis Pengurus Pusat ICMI di Istana Wapres Jakarta, Selasa (21/05/2019).

Terkait pihak yang tidak terima dengan proses penghitungan perolehan suara Pilpres 2019, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menilai hal tersebut adalah proses demokrasi yang perlu dihormati.

“Kita harus menghormati juga ada orang salah paham dengan Situng. Suasana ini harus kita kendorkan di semua lini,” imbau Jimly.

Berkaitan dengan rencana aksi serupa di Jakarta, Rabu (22/05/2019) besok, Jimly berdoa agar jumlah massa aksi tidak sebanyak unjuk rasa hari ini. Ia juga berharap kondisi di Ibu Kota dan Indonesia tetap aman dan damai.

Untuk diketahui, hasil Pilpres 2019, pasanhan Jokowi-Ma”ruf unggul dengan perolehan suara 85.607.362 suara atau 55,50 persen. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat 68.650.239 suara atau 44,50 persen.

Angka perolehan suara dari 199.987.870 pemilih, dengan jumlah suara sah Pilpres 154.257.601 suara tersebut ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta, Selasa dini hari.

Mahkamah Konstitusi (MK) membuka kemungkinan pihak yang tidak terima terhadap hasil keputusan KPU tersebut melalui penyelesaian sengketa Pilpres 2019. Pendaftaran sengketa mulai dibuka Rabu (22/05/2019) dan ditutup pada Jumat (24/05/2019) pukul 23.59 WIB.

Di tempat yang sama, Wapres JK berharap Ramadhan dan peringatan Nuzulul Qur’an dapat membuat suasana semaki kondusif.

“Tentu pada bulan suci Ramadhan ini, apalagi besok 17 Ramadhan kan Nuzulul Quran, mudah-mudahan semuanya adem ayem. Saya pikir akan damai, biasa Indonesia seperti itu. Mudah-mudahan,” harap Wapres JK.

Sebab, ia menilai, imbas pemilu 2019 kali ini menyebabkan banyak terjadi perpecahan di berbagai lini. JK mengimbau, usai pemilu, ada evaluasi kembali atas sistem pemilu agar tidak menimbulkan perpecahan. (FMM)

Pos terkait