Wapres Serikat Islam Indonesia: Kasus Papua Harus Menggunakan Pendekatan Adat

Foto : Istimewa

Inisiatifnews – Wakil Presiden Serikat Islam Indonesia, Asep Ahmad Hidayat mengatakan bahwa pendekatan untuk menyelesaikan kasus SARA terhadap masyarakat Papua yang paling tepat adalah dengan melalui pendekatan adat.

Ia menilai justru jika melakukan pendekatan kekerasan hanya akan semakin memanaskan suasana saja.

Bacaan Lainnya

“Masyarakat Papua sangat menghargai tetua, sehingga pendekatan tersebut dapat mempercepat terbentuknya perdamaian dan situasi yang kondusif,” kata Asep dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 dengan tema “Rekonsiliasi Nasional Untuk Persatuan Indonesia Tanpa Aksi Intoleransi dan Radikalisme & Deklarasi Membela Kewibawaan Presiden dan Kedaulatan NKRI” di Garut, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019).

Ia mengatakan pula, bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan turunan dari ajaran Islam, dimana Allah SWT melahirkan manusia ke dunia dalam keadaan yang sama tanpa melihat perbedaan.

“Masyarakat Aceh maupun Papua adalah saudara, satu bangsa dan negara,” tutur Asep.

Kasus Papua menunjukkan ada persoalan di Indonesia. Dimana demokrasi lebih diartikan sebagian kalangan sebagai bebas sebebas-bebasnya tanpa batasan.

“Demokrasi Indonesia saat ini sudah terlalu bebas. Aktivis 98 memang memperjuangkan demokrasi, tapi bukan demokrasi seperti saat ini,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98, Agus Rohmat mengatakan kasus Papua saat ini patut di waspadai, mengingat ada kesan kuat ada permainan politik dibalik kasus tersebut.

“Masih ada kelompok kepentingan yang ingin Indonesia pecah,” kata Agus dalam kesempatan yang sama.

Agus Rohmat juga mengatakan bahwa konsensus negara saat ini didominasi kepentingan tertentu dibanding dengan kepentingan negara.

“Ironisnya lembaga legialatif seolah membiarkan hal ini terjadi dan bahkan wakil-wakil rakyat yang bersuara lantang cenderung melampiaskan kepentingan yang bukan kepentingan nasional,” imbuhnya. []

Pos terkait