FFD Jadi Wahana Pertemuan Film-film Dokumenter Terbaik

FFD 2019
Konferensi pers dan launching Festival Film Dokumenter (FFD) 2019. [foto : Istimewa]

Inisiatifnews – Festival Director Festival Film Dokumenter (FFD) 2019, Henricus Pria Setiawan menyampaikan alasan mengapa pihaknya menggelar kegiatan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya ingin tetap melestarikan agar FFD tetap menjadi wadah bertemunya para sineas dan karya-karya film dokumenter di seluruh penjuru nusantara bahkan luar negeri.

“Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2002, FFD tetap konsisten menjadi wahana bertemunya film-film dokumenter dari seluruh penjuru Indonesia maupun mancanegara,” kata Henricus kepada wartawan dalam acara konferensi pers dan launching FFD 2019 di Ayaartta Malioboro Hotel, Jl KH. Ahmad Dahlan 123, Notoprajan, Yogyakarta, Kamis (14/11/2019).

Dalam kegiatan FFD 2019 itu, akan dilakukan kompetisi film dokumenter terbaik menurut para dewan juri. Dan konten film yang dinilai adalah gambaran tentang isu-isu teraktual saat ini yang bisa menginspirasi dan memberikan sudut pandang lain bagi publik yang menontonnya.

“Program kompetisi merupakan salah satu program utama dari perhelatan FFD tiap tahunnya,” ujarnya.

“Program ini didedikasikan untuk mempresentasikan film-film yang mampu menangkap isu-isu aktual di sekitar kita, serta mampu memberikan perspektif yang kritis terhadap isu-isu tersebut,” imbuhnya.

Sejauh ini, Henricus menyebutkan bahwa pihaknya sudah mengantongi sebanyak 286 judul film yang sudah didaftarkan ke panitia. Nantinya dari total jumlah film yang masuk, akan dipilih 26 film saja yang dianggap terbaik.

“Tahun ini kami telah menerima total 286 film pendaftar, yang kemudian diseleksi hingga terpilih 26 film dokumenter. Film-film tersebut dibagi sesuai kategorinya, yaitu kategori film dokumenter Panjang Indonesia, kategori film dokumenter Panjang Internasional, kategori film dokumenter Pendek, dan kategori film dokumenter Pelajar,” terangnya.

Henricus yang memang concern di dalam dunia perfilman itu menyampaikan, bahwa sama halnya seperti tahun-tahun sebelumnya, FFD tidak hanya sekadar menyajikan kompetisi film dokumenter semata. Program pemutaran film, diskusi, dan edukasi turut dihadirkan oleh FFD sebagai ruang pengembangan dokumenter, medium ekspresi dan ekosistem pengetahuan.

“Ini sekaligus menjadi tempat interaksi antara pegiat film, akademisi, seniman lintas bidang, programmer, distributor, hingga pelajar sekolah,” papar Henricus.

Setidaknya dalam agenda FFD 2019 ini, banyak sekali program yang akan diusung. “Total ada 15 program yang disajikan dalam FFD 2019, meliputi; Kompetisi, Perspektif, Spektrum, Docs Docs, Focus on Canada, Focus on Korea, Layar Lebar, Layar Kekerasan, Lanskap, Etnografi Indrawi, The Feeling of Reality (VR), SchoolDoc, DocTalk, Public Lecture, Lokakarya Kritik Film dan Le Mois du Documentaire,” jelasnya.

Perlu diketahui, bahwa seluruh program acara FFD 2019 tersebut akan diselenggarakan dalam rentang tanggal 1 – 7 Desember 2019 yang bertempat di Taman Budaya Yogyakarta, IFI-LIP Yogyakarta, dan Kedai Kebun Forum. []

Pos terkait