Bahas One Village One CEO, Rektor IPB Bicara Pentingnya ‘Satu Data’

Arif Satria
Rektor IPB Arif Satria bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. [foto : Istimewa]

Bogor, Inisiatifnews.com – Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan sinergritas yang terbangun antara pihaknya dan Kementerian Pertanian (Kementan) akan berdampak positif. Terutama, bila disandingkan dengan program unggulan IPB One Vilage One CEO.

Menurut Arif, programnya selaras dengan Kementan yang berupaya memperkuat basis data, dalam rangka membangun tata kelola pertanian di pedesaan.

Bacaan Lainnya

“Kami mengapresiasi langkah dari Kementan untuk memperkuat basis data dengan dibangunnya Agriculture War Room di ruang pak Menteri. Sehingga, dari situ kita akan mendapatkan data yang akurat dan presisi,” kata Arif, Selasa (25/2/2020).

Diakuinya tata kelola dan data sangat diperlukan melihat wilayah binaan IPB yang cukup luas. Meliputi 53 Desa di Jawa Barat dan beberapa desa di Dompu, Sulawesi. 

“Sehingga dengan begitu, terbangun governance desa dengan akurasi data yang baik. Melihat apabila (pendataan) melalui drone dan mapping tercapai lebih dari 40 persen,” jelasnya.

Menurut dia penguatan tata kelola, mindset, aspek sosiologis, mental kedepannya harus lebih baik lagi lewat kolaborasi bersama IPB, Kementan, Kemendes. Sehingga pertanian semakin maju dan kewajiban pangan tercukupi.

“Semoga kedepan, kita bisa terus bersinergi,” tegasnya.

Sementara itu Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengatakan, untuk mengembangkan ketahanan pangan nasional perlu ada perubahan pemikiran dari buruh tani menjadi pengusaha tani. 

“Kisah-kisah keberhasilan petani, harus diperbanyak dan disosialisasikan sehingga menjadi penggugah dalam menginovasi dan meneliti wilayah komersial,” paparnya.

Namun diakui Adhi, teknologi juga mempengaruhi keberlangsungan ketahanan pangan, sehingga diharapkan penelitian suatu inovasi (tekhnologi) didasari pada kebutuhan. Kemudian, diterangkannya permasalahan antara perguruan tinggi dan dunia usaha adalah komunikasi dan keterlibatan (enggagement).

“Untuk industri makanan dan minuman, kalau bisa investasi difokuskan ke hulu dan intermediate untuk mengurangi ketergantungan bahan baku di industri hilir,” jelas dia.

“Melalui pasca panen sederhana di hulu yaitu pedesaan sebagai contoh tanaman Cabe,” pungkasnya. [REL]

Pos terkait