Usai Surati Jokowi, Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia Disurati Warganet

Massa Aksi BEM SI.

Inisiatifnews.com – Belum lama ini, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo terkait dengan penanganan pandemik Novel Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini tengah melanda Indonesia.

Surat terbuka dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang ditandatangani Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia, Remy Hastian Putra Muhammad Puhi ini dikirimkan kepada Jokowi pada Senin (13/4/2020).

Bacaan Lainnya

Sekitar 5 poin disampaikan dalam isi surat terbuka tersebut. Kelima poin disampaikan BEM SI agar pemerintah benar-benar mampu mengatasi persoalan pandemic global yang tengah menyasar Indonesia, utamanya dalam mengutamakan keselamatan nyawa rakyat dalam setiap pengambilan kebijakan terkait penanganan Covid-19. Ketegasan dan kebijaksanaan sikap pemerintah menjadi harapan yang berulang kali diutarakan dalam surat.

“Kami meminta kepada Bapak Presiden Joko Widodo, untuk bisa memperhatikan dan memberikan kebijakan serta proses pengawasan yang baik terhadap kebijakan yang telah diputuskan agar tidak menambah permasalahan baru.” Tulis BEM SI dalam suratnya.

Warganet Surati Balik KoorPus

Aksi BEM SI mengirimkan surat kepada Jokowi mendapat antusias dari berbagai media mainstream tanah air. Tepatnya 1-2 hari selang pengiriman surat tersebut, kanal berita popular sudah dipenuhi konten tentang surat BEM SI untuk Jokowi. Judulnya Beragam, Kebanyakan menyelipkan istilah ‘ancam’.

Misalnya; BEM Seluruh Indonesia Kirim Surat Terbuka ke Jokowi, Ajukan Tuntutan Hingga Ancam Gerakan Massal (Wartakotalive.com) atau BEM SI Surati Presiden Jokowi Ancam Bakal Lancarkan Aksi Jika Tak Utamakan Keselamatan Rakyat (Belitungpos.co).

Judul-judul pemberitaan semacam ini memang kerap membuat pembaca blunder dengan makna asli kata perkata dalam surat, apalagi kadang pembaca terlalu malas untuk check and re-check cuplikan surat dalam berita pada isi lengkap surat aslinya.

Hal tersebut pun tidak dapat membendung beragam reaksi dari warganet. Tidak ingin kalah cepat dengan BEM SI yang bersurat dengan Jokowi, warganet pun langsung ‘surati’ balik Remy Hastian selaku Koordiator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia yang menandatangani surat itu.

“Pliss dek nda usah nambah2in stres, ini covid sdh bikin susah”

“Saya punya saran juga agar BEM SI ikut saja menggalang dana seperti para artis-artis kita, influencer dan lainnya demi memberi bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Pandemi Covid-19. itu kayaknya lebih relevan ketimbang terus mendesak pemerintah memberikan perhatian padahal perhatian sudah diberikan”

“Rakyat kecil prihatin semua, dan bagga pada usaha pemerintah mengatasi covid-19. jadi nggak usah protes pemerintah kalau BEM nggak mau jadi relawan atasi covid”

“Tidak percayalah dengan BEM SI. karena sampai sekarang belum lihat aktivitasnya bantu meringankan pemerintah dan bantu perlengkapan medis yang kurang”

“Belajar dulu yang pinter, tunjukkan kualitasmu.. jangan cobak2 melawan pemerintah”

Begitu kiranya beberapa respon warganet yang menanggapi sekaligus menyoroti aksi Aliansi BEM Seluruh Indonesia.

Membaca Ulang : Kalimat Kontroversial Dalam Surat

Nampaknya judul clickbait yang dimuat oleh beberapa kanal berita cukup menarik banyak respon warganet terhadap BEM SI, terutama pada Koordinator Pusat yang bertanggungjawab besar atas kata perkata yang tertulis didalamnya.

Membaca ulang adalah salah satu solusi atas kesalahpahaman yang terlanjur terjadi. Penulis pun kembali membaca sekitar 10 berita disitus online yang memuatnya, serta membaca berulang kali kata perkata isi surat terbuka BEM SI yang panjang itu.

Penulis agaknya penasaran dengan celah yang mungkin tidak sadar tertulis dalam surat tersebut hingga mengundang istilah ‘ancam’ atau ‘mengancam’, baik pada judul berita maupun respon warganet. tidak bermaksud membahas keseluruhn isi surat, penulis hanya terfokus pada kalimat yang kurang tepat penggunaannya sehingga menimbulkan kontroversi pemberitaan. Sebab bagi pewarta, ‘bad news is a good news’.

Kalimat “kami siap bergerak bersama rakyat ..” pada poin kelima rupanya yang paling berpotensi mengundang kesalahpahaman publik terhadap sikap Aliansi BEM Seluruh Indonesia dalam suratnya. Tak dapat dipungkiri bahwa kata ‘bergerak’ dalam narasi Mahasiswa kerap diidentikkan dengan pegumpulan massa atau aksi turun ke jalan (demo). Hingga akhirnya statement ‘mengecam’ menjadi penggambaran sebagian media terhadap BEM SI yang juga membuat warganet mengecam balik Remy Hastian, Koordinator Pusat Aliansi.

Meskipun kalimat “kami siap bergerak bersama rakyat ..” dibarengi dengan kalimat “dan membersamai rakyat”, sepertinya tetap memberikan konotasi negatif pemaknaannya. Selain itu, tidak ada penjelasan yang dituliskan untuk poin kelima ini hingga semakin mengundang kesalahpahaman publik.

“Iya betul, tapi saya malah bersyukur akibat itu mereka menganggap hal nya kesana. Ekskalasi BEM SI masih dipertimbangkan tandanya,” ujar Remy saat dikonfirmasi penulis.

Penulis tidak akan mempersalahkan siapapun, sebab reaksi positif atau negatif bagi penulis adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat. Begitu pula dengan BEM SI, jelas pada pembuka surat tertulis “Izinkanlah kami Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyampaikan masukan dan pandangan” yang berarti narasi kebebasan berpendapat dalam pasal 28E ayat (3) UUD 1945 tengah dipraktekkan.

Maka dari itu, tetap bersikap kritis dan memfilter diri dari pemberitaan media merupakan satu-satunya langkah bijak yang seharusnya dimiliki setiap orang.

Pos terkait