Gelar Munas, Nama Calon Pengurus PA 212 Siap Dikirim ke Makkah

Slamet Maarif
Ketua Umum DPP PA 212, Ustadz Slamet Maarif. [foto : Inisiatifnews]

Inisiatifnews.com Ketua Umum DPP Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) periode 2018-2020, Ustadz Slamet Maarif menyampaikan bahwa dalam agenda Musyawarah Nasional (Munas) II PA 212 yang digelar hari ini akan menentukan nama-nama calon kepengurusan untuk periode selanjutnya.

“Periode 2018-2020 habis sebulan lalu, tapi kebetulan ada Covid jadi mundur. Tapi ini agenda pertama kami harus melaporkan pertanggungjawaban kinerja kami, LPJ kami dan udah diterima pertanggungjawabannya,” kata Slamet Maarif saat ditemui di Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/7/2020).

Bacaan Lainnya

Kemudian setelah ditentukan secara musyawarah nama-nama pengurus PA 212, maka drafnya akan disampaikan ke Habib Muhammad Rizieq bin Shihab di Makkah selaku Imam Besar mereka.

Ia pun enggan menjawab siapa saja kandidat calon Ketua Umum DPP PA 212 periode selanjutnya, termasuk apakah dirinya akan maju lagi atau tidak.

Karena menurut Slamet Maarif, siapapun Ketua Umum yang akan dipilih nantinya adalah hasil usul bersama dalam forum terbuka bersama 24 provinsi yang hadir.

“Jadi biarkan musyawirin dari berbagai daerah mengajukan nama, nanti prosesnya akan disaring oleh SC dan pimpinan sidang, kemudian nama-nama tersebut akan dilaporkan ke Makkah ke Imam Besar, siapa nanti yang disetujui akan ditetapkan,” ujarnya.

Sementara dalam sambutan di acara Munas II PA 212, Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Ahmad Sobri Lubis berpesan kepada siapapun kepengurusan PA 212 nanti, perjuangan harus tetap berdasarkan syariat dan tuntunan agama.

“PA 212 tidak boleh menjadi underbow partai politik manapun. Dan agenda politik PA 212 harus tetap berada di koridor dakwah dan jihad fi sabilillah dalam rangka tegakkan izzul islam wal muslimin dan rahmat semesta alam,” kata Sobri Lubis dalam sambutannya.

Ia pun meminta agar ruang gerak PA 212 harus berada di rel yakni untuk memenuhi kepentingan seluruh umat Islam, bukan diri sendiri maupun kelompok masing-masing.

“Semua ide-ide harus didasari oleh niat ikhlas, pikiran harus niatkan untuk kepentingan Islam, sehingga apa yang kita sampaikan bukan untuk kepentingan pribadi apalagi kepentingan ormas kelompok atau apapun, sehingga perjuangan kita bisa mendapat rakyat dan ridlo Allah,” tuturnya. [NOE]

Pos terkait