Inisiatifnews.com – Alumni Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa seseorang tidak bisa sembarangan diberikan gelar profesor.
Karena menurutnya, gelar semacam itu sakral sekali lantaran ada kriteria yang harus dipenuhi sehingga seseorang itu pantas disandangkan gelar akademis tersebut.
“Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor,” kata Stanislaus, Kamis (6/8/2020).
Tanggungjawab seseorang yang menyandang gelar profesor itu juga tidak gampang. Ia harus mampu membuat sebuah karya ilmiah dan diwujudkan dalam bentuk buku dan memberikan pencerahan kepada masyarakat terhadap bidang akademik yang dikuasainya.
“Profesor mempunyai kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebar luaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat,” ujarnya.
Walaupun gelar profesor bukan bagian dari strata pendidikan tinggi, namun gelar itu disematkan secara fungsional kepada seseorang karena kapasitasnya, serta mampu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dengan baik.
“Profesor bukanlah gelar akademik tertinggi tetapi adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang mengajar di lingkungan perguruan tinggi yang diakui pemerintah dan masyarakat serta melaksanakan ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi (yakni) mengajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat,” jelasnya.
Statemen ini pun sekaligus untuk memberikan sindiran kepada orang yang mengklaim menjadi penemu obat herbal penyembuh COVID-19, yakni Hadi Pranoto.
“Kecuali Profesor Hadi Pranoto yang diangkat oleh Youtuber sableng,” pungkasnya.
Hadi Pranoto dapat gelar profesor dari Anji
Sebelumnya, musisi sekaligus Youtuber Anji menyebut Hadi Pranoto sebagai profesor. Dan Hadi menyatakan bahwa dirinya bukan profesor, sementara sebutan itu dinilai hanya bentuk panggilan sayang pria bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto itu kepada dirinya saja.
“Ya itu kan kebanggaan mas Anji saja karena melihat mas Anji antusias sekali dengan temuan saya,” kata Hadi Pranoto dikutip dari Detikcom, Selasa (4/8) kemarin. []
