Inisiatifnews.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Mahfud MD menegaskan, pemerintah berusaha keras dalam menangani pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir setengah tahun lebih ini.
Mahfud mengakui, kebijakan pemerintah terkait pandemi kerap berulang kali berubah. Sebab, perkembangan pandemi juga dinamis.
“Memang tampak gamang. Watak Covid-19 itu memang setiap hari berubah,” ujar Mahfud saat menghadiri rilis survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) soal kondisi demokrasi Indonesia di masa Covid-19 secara virtual, Minggu (23/8).
Akan tetapi, semua keputusan yang diambil terkait pandemi seringkali berubah justru karena dilakukan berdasar data.
Misalnya, saat hendak menerapkan new normal, pemerintah mempertimbangkan betul data terkait Covid-19 yang digunakan adalah milik Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Sehingga pemerintah tampak selalu berubah-ubah, apa enggak pakai data? Tetap pakai data,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Mahfud, pemerintah berubah-ubah juga lantaran sikap masyarakat terhadap pandemi Covid-19 juga berbeda-beda.
Misalnya soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ada yang menilai hal itu penting, ada pula sebaliknya.
Kemudian, pada awal masa pandemi, ada dokter yang mengatakan Covid-19 penyakit biasa. Ada pula yang mengatakan penyakit ini berbahaya.
Mahfud kembali menegaskan, pemerintah tak pernah asal-asalan dalam menangani pandemi Covid-19.
“Dari awal masa pandemi, rapat kabinet digelar sangat intensif setiap hari, bahkan dua hingga tiga kali dalam sehari,” tandasnya. (FMM)