Kebangkitan PKI Dianggap Isu Murahan

ray rangkuti
Direktur eksekutif LIMA Indonesia, Ray Rangkuti.

Inisiatifnews.com – Direktur Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti menilai bahwa penggunaan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) hanya untuk kepentingan politik tertentu saja. Apalagi isu tersebut hanya dinilai sebagai wujud seremonial setiap bulan September.

“Bukan hanya di setiap tahun saja, tetapi ini akan terus digunakan oleh para politisi,” kata RAy Rangkuti dalam diskusi online dengan tema “Dihantui kebangkitan PKI : Antara Peluang dan Daur Ulang” yang digelar oleh Lingkar Studi Politik Indonesia (LSPI), Rabu (30/9/2020).

Bacaan Lainnya

Ray Rangkuti juga memandang bahwa isu tersebut adalah isu murahan. Karena selain mudah menggiring opini publik dan menciptakan tensi negatif tertentu, penggunaan isu kebangkitan PKI juga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.

“Isu ini juga merupakan isu yang sangat murah dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk memainkan isu ini. Oleh karena itu tidak mengherankan jika ada politisi yang lagi mencari perhatian maka akan memainkan isu ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Ray Rangkuti melihat penggunaan isu kebangkitan PKI ini juga melupakan aspek penyempurnaan data dan fakta sejarah. Namun hanya sebatas merujuk film G30S/PKI yang diproduksi oleh Arifin C. Noer tersebut.

Kemudian, Ray Rangkuti juga memandang penggunaan isu kebangkitan PKI oleh sekelompok orang juga bukan untuk dalam rangka mengulik sejarah tersebut, melainkan hanya sekedar menggiring tensi publik untuk memandang bahwa yang sedikit berbeda dengan mereka akan mudah dicap sebagai PKI. Dan juga lebih untuk pengumpulan massa semata.

“Isu bangkitnya PKI itu bukan mencari data baru, tetapi lebih banyak untuk kegiatan politik dan untuk mengumpulkan orang,” tandasnya.

Lebih lanjut, pengamat politik senior ini menilai bahwa sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia, yakni kekejaman PKI juga tidak boleh dilupakan. Namun sejarah tersebut jangan hanya dipelintir untuk memuluskan kepentingan politik semata.

“Saya setuju peristiwa ini jangan di lupakan, itu peristiwa kelam dari bangsa kita. Jangan hanya berhenti di stigma hanya untuk mencari popularitas saja,” tutur Ray.

Terakhir, ia berharap agar isu kebangkitan PKI hanya menjadi sebatas komoditas politik semata oleh beberapa kalangan elite politik, karena jika hanya itu yang menjadi tujuannya, maka rakyat yang akan dirugikan.

“Isu ini jangan berhenti untuk kepentingan dan stigma saja, justru untuk membangkitkan negeri ini. Isu PKI tidak bisa menyelesaikan masalah kelaparan dan pengangguran,” tutupnya. [RED]

Pos terkait