Kunci Sukses Pilkada 2020 Saat Pandemi Adalah Terapkan Protokol Kesehatan

pemilu
Ilustrasi.

Inisiatifnews.com – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2020 yang dipastikan akan digelar serentak di 270 daerah pada 9 Desember 2020 mendatang mendapatkan respon dari berbagai pihak. Hal ini lantaran agenda pesta demokrasi tersebut diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19.

Salah satunya adalah Ketua Umum Forum Keluarga Alumni IMM, Armyn Gultom. Ia mengatakan bahwa Pilkada 2020 tersebut harus ada aturan yang lebih tegas bagi pelanggar protokol kesehatan. Hal ini ditekankan agar tidak memunculkan klaster COVID-19 yang baru.

Bacaan Lainnya

“Banyaknya daerah yang melaksanakan pilkada akan menimbulkan kerumunan, sehingga bisa memunculkan klaster baru COVID-19,” kata Armyn dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) dengan tema “Mewujudkan Pilkada Sehat, Rakyat Kuat”, Kamis (5/11/2020).

Selain itu, Armyn juga menilai bahwa komitmen dari calon kepala daerah penting untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Prinsip protokol kesehatan yang telah disepakati harus menjadi komitmen bersama. Kewaspadaan menjadi amat sangat penting dalam pilkada serentak kali ini,” tutunya.

Di sisi lain, ia juga memandang bahwa Pilkada 2020 ini bisa jadi ajang pembuktian diri bahwa para kepala daerah yang ikut dalam kontestasi politik elektoral itu adalah sosok pemimpin yang hanya sekedar menang dalam pemilu saja, melainkan mampu menjadi pemimpin yang menjaga dan mengayomi rakyatnya.

“Bagi saya pemilu sehat bukan hanya kesehatan fisik tetapi juga melahirkan pemimpin yang baik dan bijak. Tidak cukup ambisi menjadi pemimpin tetapi butuh pemimpin yang memberikan kesejahteraan, kecerdasan dan kesehatan kepada masyarakat,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Jamiyyah Ahli Thoriqoh Muktabaroh Indonesia (DPP JATMI) KH. Mukhlas Syarkun, mengatakan, bahwa dalam beberapa kajian disebutkan bahwa pilkada banyak mudharatnya. Apalagi di situasi saat ini, pilkada dihadapkan pada masalah kualitas pemilih itu sendiri yang perlu diedukasi lebih lanjut.

“Resesi ekonomi juga menimbulkan pilkada tidak sehat karena akan memicu money politic, sehingga perlu ada kerja keras dari para stakeholder,” kata Kia Mukhlas.

Oleh karena itu, ia berharap generasi muda seperti KMI mampu turun ke lapangan untuk memberikan pencerahan dan edukasi yang baik kepada masyarakat luas.

“Saya mengusulkan satu solusi yaitu kekuatan civil society untuk menyelamatkan kondisi demokrasi kita. Saya menghimbau pemuda seperti KMI ini perlu terjun mengedukasi masyarakat untuk memastikan proses demokrasi benar-benar sehat dan memberikan maslahat bagi masyarakat,” tuturnya.

Masih di dalam kesempatan yang sama pula, eks Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Respiratori Saddam Aljihad, berkeyakinan bahwa pelaksanaan pilkada serentak akan berhasil meskipun berada di tengah pandemi Covid-19.

Ia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir asalkan pilkada dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, karena ini adalah upaya kolektif untuk menghadirkan para pemimpin daerah yang baru yang lebih baik, serta menahan potensi munculnya klaster COVID-19 baru.

“Saya punya keyakinan pilkada serentak ini akan memenuhi protokol kesehatan. Yang terpenting adalah kita perlu memantau protokol kesehatan ketika pilkada serentak tersebut dilakukan,” tandasnya. []

Pos terkait