KKB Papua Dicap Teroris, Organisasi Pemuda Islam Dunia Anggap Wajar

Bintang Wahyu Saputra
Ketum PB SEMMI, Bintang Wahyu Saputra.

Jakarta, Inisiatifnews.com – Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, Bintang Wahyu Saputra bisa memahami keputusan Presiden Joko Widodo yang akan mengambil tindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang terus melakukan teror keji dan pembunuhan terhadap masyarakat di Papua.

Selain itu, Bintang juga meminta Presiden Jokowi untuk mengabaikan semua pernyataan Benny Wenda yang di luar negeri mengaku sebagai Presiden interim United Liberation Movement for West Papua atau ULMWP.

Bacaan Lainnya

“OIC Youth Indonesia mengerti dan memahami keputusan Presiden Jokowi mengambil tindakan tegas terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini terus melakukan teror dan pembunuhan terhadap masyarakat di Papua. Bukan hanya TNI dan Polisi, masyarakat sipil juga jadi korban,” kata Bintang kepada media di Jakarta, Kamis (29/4/2021).

Bintang melanjutkan, Presiden Jokowi dan pemerintah tidak perlu menghiraukan pernyataan Benny Wenda kepada media karena dia bukan siapa-siapa. Hanya warga negara asing yang mengaku sebagai Presiden Papua Barat.

Selain itu, dirinya meminta negara lain untuk tidak perlu ikut campur urusan dalam negeri Indonesia karena Indonesia adalah negara yang berdaulat.

“Papua dan Papua Barat adalah bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Final. Not Excuse. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Agustus 1969 yang difasilitasi oleh PBB dengan aklamasi masyarakat Papua memilih bergabung dan menjadi bagian dari Indonesia. Jadi semua ucapan Benny Wenda cuekin aja,” ujar Bintang.

Aktivis pemuda di Indonesia itu menyampaikan terima kasih kepada para petinggi dunia internasional karena tidak ikut campur di dalam persoalan internal negara Indonesia.

Karena apa yang dilakukan pemerintah di Papua bertujuan untuk menjaga stabilitas negara dan menjaga Papua sebagai bagian dari wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“OIC Youth Indonesia berterimakasih jika negara lain tidak ikut campur masalah internal negara Indonesia, terutama soal Papua,” tandas Bintang.

“Jangan ganggu kedaulatan kami hanya karena negara Anda bersimpati kepada Benny Wenda. Dalam pergaulan dunia ada etika, hormati kedaulatan negara sahabatmu. Mari sama-sama kita jaga hubungan bilateral dan multilateral yang selama ini terjalin baik,” lanjutnya.

Seperti diketahui, Benny Wenda memberikan pernyataan provokatif bahwa di Papua Indonesia telah membunuh 500.000 orang Papua. Pernyataan ini disampaikan Benny kepada media menyikapi keputusan Presiden Jokowi yang akan menindak tegas KKB di Papua. Tentu saja menurut Bintang, pernyataan tersebut sangat ngawur tidak tidak perlu ditanggapi.

Menurut Bintang, menyelesaikan masalah di Papua dan Papua Barat memang bukan perkara gampang, karena ada banyak pihak yang sengaja mengobok-obok Papua dan Papua Barat karena tidak ingin Papua dan Papua Barat aman dan masyarakatnya sejahtera. Akibatnya, pemerintah disibukkan oleh masalah yang sama dan terus berulang.

“Akar masalah di Papua dan Papua Barat adalah kesejahteraan. Karena itu pemerintah lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2020 yang menginstruksikan penyelesaian masalah Papua dengan masalah kesejahteraan, bukan dengan penyelesaian bersenjata. Salah satunya dengan melanjutkan Otsus dan menambah Dana Otsus,” ucap Bintang.

Sementara bagi pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB SEMMI ini, bahwa tindakan kelompok bersenjata di Papua itu merupakan kegiatan separatis dan terorisme.

“Pemerintah sudah mengkategorikan KKB sebagai Teroris. Padahal apa yang dilakukan KKB levelnya sudah di atas itu. Mereka separatis karena terus mengatakan Papua Merdeka. Dalam kajian militer kalau separatis ya ditumpas. Tapi pemerintah tidak demikian, karena menganggap mereka bagian dari Indonesia,” papar Bintang.

Bintang mengakui jika di luar sana banyak pihak yang mengaku sebagai aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dunia. Tidak jarang mereka menyebarkan berita palsu dan menyembunyikan tindakan keji KKB di Papua.

“Banyak yang ngaku aktivis HAM bicara diluar menyudutkan pemerintah Indonesia tapi menyembunyikan tindakan keji KKB kepada dunia luar. Padahal KKB di Papua sudah ditolak masyarakat adat, Dewan Masyarakat Papua yang dipimpin Yanto Eluay, putra tokoh masyarakat adat karismatik Theys Hiyo Eluay,” kata Bintang.

Karena itu dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, Bintang akan menyampaikan informasi apa yang sebenarnya terjadi di Papua dan Papua Barat dan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

“Saya ingin masyarakat dunia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setidaknya saya bisa sampaikan kepada rekan-rekan sesama aktivis OIC Youth yang beranggotakan 57 negara, bahwa yang dilakukan pemerintah adalah tindakan penegakan hukum. Menindak tegas atas tindakan kriminal KKB dan bukan genosida yang digembar-gemborkan oknum aktivis Papua Merdeka dan simpatisannya di luar negeri,” tegas Bintang.

Perlu diketahui, bahwa Bintang Wahyu Saputra merupakan Sekretaris Jenderal Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia. Organisasi Pemuda dari Organisasi Kerja Sama Isla (OKI) yang beranggotakan 57 negara yang tersebar di Asia, Eropa, dan Afrika.

Berikut 57 negara anggota OIC Youth:
Afganistan​
Aljazair​
Chad​
Guinea​​
Indonesia​
Iran​​
Kuwait​​
Lebanon​​
Libya​
Malaysia​
Mali​​
Maroko​
Mauritania​
Mesir​
Nigeria​​
Pakistan​
Palestina
Arab Saudi​​
Senegal​​
Sudan​
Somalia​
Tunisia​​
Turki​
Yaman
Yordania​​
Bahrain​
Oman​
Qatar​​
Suriah​​
Uni Emirat Arab​​
Sierra Leone​​
Bangladesh​
Gabon​
Gambia​​
Guinea-Bissau​​
Uganda​​
Burkina Faso​​
Kamerun​​
Komoro​​
Irak​
Maladewa​
Djibouti​​
Benin​​
Brunei​​
Nigeria
Azerbaijan​
Albania​
Kirgizstan​​
Tajikistan​
Turkmenistan​​
Mozambik
Kazakhstan​
Uzbekistan​
Suriname​
Togo​
Guyana​
Pantai Gading

[RED]

Pos terkait