Dianggap Menghina, Mamat Alkatiri Dipolisikan Hillary Brigitta Lasut

mamat alkatiri
Komedian, Mamat Alkatiri.

JAKARTA, Inisiatifnews.com – Komedian Mamat Alkatiri saat ini sedang dihadapkan dengan persoalan hukum atas laporan yang dilayangkan oleh anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Hillary Brigitta Lasut.

Laporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya tersebut terkait dengan ucapan dan umpatan Mamat di sebuah acara yang ditujukan kepadanya.

Bacaan Lainnya

Mamat Alkatiri melayangkan roasting dengan mengkritik habis-habisan closing statement Brigitta di acara Prodewa (Progressive Democracy Watch) bertemakan ‘Dilema Pilpres: 2024 Presidential Threshold dan Syarat Minimal Usia Capres dan Cawapres’ dan diselenggarakan pada hari Sabtu (1/10).

Dalam statemen roastingnya, Mamat menegaskan bahwa apa yang disampaikan Brigitta sama sekali tak memiliki isi yang bisa dipetik.

“Saya mau kritik nih tadi kata-kata closing statement itu keren banget, tapi nggak ada isi ya,” ujarnya.

Mamat keberatan dengan pernyataan Brigitta yang bilang roasting harus memunculkan solusi. Menurut Mamat, justru orang-orang DPR-lah yang harus mencari solusi karena perwakilan rakyat.

“Karena dia bilang bahwa, satu dia bilang bahwa kalau suka me-roasting dan lain-lain jangan kasih kritik, kasih solusi, ini orang nggak mikir ya, kita pajak kita dikeluarin untuk bayar orang-orang ini buat cari solusi kenapa suruh kita yang cari solusi lagi. Yang tugas cari solusi itu mereka, kita kapasitasnya ngritik ya teman-teman,” ujarnya.

Kemudian, Mamat juga mengkritik pernyataan Brigitta yang mengajak anak muda masuk politik. Di situlah keluar kata-kata yang dinilai Brigitta kasar.

“Terus yang kedua, jangan takut masuk ke dalam politik, eh t*i. Coba yang ngomong gitu orang yang bapaknya bukan anggota DPR atau bukan punya partai. Coba saja, saya orang tua bukan siapa-siapa, nggak punya partai apa-apa, masuk politik emang nggak diminta duit sama partai g****k,” ujarnya.

Berikut adalah video ucapan Mamat yang berujung laporan polisi oleh Brigitta Lasut melalui kuasa hukukmnya, Muhammad Fauzan Rahawarin.

https://www.instagram.com/p/CjOMqWyA3Z6/

Respon Hillary Brigitta Lasut

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Hillary Brigitta Lasut resmi melaporkan komedian, Mamat Alkatiri ke Polda Metro Jaya. Laporan tersebut saat ini sudah diterima oleh Polisi dengan keluar surat tanda laporan polisi (LP) dengan nomor STTLP/B/5054/X/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA pada tanggal 3 Oktober 2022 melalui kuasa hukumnya, Muhammad Fauzan Rahawarin.

Dalam keterangannya, kalimat Mamat Alkatiri bukan bentuk kritikan, tapi pengginaan karena mengumpat dengan kata-kata kasar.

“Yang bilang Anjing dan Tai bukan penghinaan, coba aja kalau dia ngomong begini ke ibu atau anak kalian 🤣,” tulis Brigitta di akun Instagram pribadinya @hillarybrigitta, Selasa (4/9).

Ia menegaskan bahwa setiap orang berhak melontarkan kritikan kepada pejabat publik, dan ia setuju akan hal itu. Namun ketika kalimat yang keluar justru bentuknya penghinaan maka ia tidak bisa menerimanya.

“Memang pejabat publik boleh dikritik. Tapi setahu saya, di Indonesia mau dia pejabat publik, mau dia pembantu rumah tangga, tetap tidak boleh dibully apalagi dimaki,” ujarnya.

“Gak usah bawa-bawa saya pejabat publik harus siap dikritik deh. Tai dan goblok bukan kritik. Itu bully dan verbal harrasment,” imbuhnya.

Kemudian, putri dari Bupati Kepulauan Talaud terpilih periode 2019-2024, Elly Engelbert Lasut tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk dilindungi harkat dan martabatnya.

“Siapapun dia mau DPR, Presiden atau pembantu rumah tangga sekalipun, sebagai warga negara punya hak untuk dilindungi harkat martabatnya dari segala jenis kekerasan verbal dan psikis,” tandasnya.

Brigitta pun mempertanyakan apakah pola didikan keluarga yang diterima Mamat Alkatiri seperti itu sebagai cara menyampaikan kritikan kepada orang lain.

“Saya tidak tahu orang tuanya atau gurunya Pak Mamat mungkin mengajarkan kata tai dan goblok sebagai jenis kritik yang bisa kita sampaikan kepada semua orang dan tetap dianggap bukan penghinaan, atau mungkin tai dan goblok diajarkan sebagai kritik yang berfaedah,” ketusnya.

Untuk itu, ia memilih menempuh jalur hukum sebagai bentuk penyelesaian atas kasus yang saat ini perlu disikapinya.

“Untuk apa mahasiswa hukum belajar hukum kalau tidak mampu menegakan hukum. Saya sudah berjuang belajar sampai S3 hukum, kalau hanya karena rasa tidak enak atau takut dibilang antikritik lalu saya tidak menegakan hukum untuk diri saya sendiri, maka saya tidak pantas dibilang mahasiswa hukum,” ucapnya.

“Pejabat-pejabat banyak yang malah jadi korupsi karena takut diperas dan digiring opini oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang membuat kritikan atau roastingan berdasarkan pesanan yang memberi honor dan atau menghalalkan segala cara untuk menaikan diri sendiri dengan menjatuhkan orang lain. Sudah cukup yang seperti ini,” pungkasnya.

Pos terkait