Inisiatifnews – Partai Amanat Nasional (PAN) semakin mesra dengan koalisi pemenang Pilrpes, Jokowi-Ma’ruf. Politisi seniornya, Amien Rais, meradang. Ia terus mengampanyekan agar partai berlogo Matahari Putih ini mengambil jalan oposisi.
Amien menuangkan sikapnya melalui surat yang ditulis tangan. Surat itu dibacakan Instruktur Perkaderan Senior PAN Icu Zukafril di hadapan kader PAN yang hadir dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Oposisi Tugas Suci Amanat Rakyat 2019 yang diselenggarakan oleh Instruktur Nasional PAN di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (02/08/2019).
Ada enam poin yang ditulis Amien dalam surat berjudul Sikap PAN Ke Depan tersebut. Pertama, Amien mengingatkan, oposisi lebih bermartabat dan terhormat. Apalagi, Amien mengklaim, sikap oposisi sesuai aspirasi mayoritas anggota dan para pemilih PAN.
Poin selanjutnya, Amien mengingatkan, PAN bisa terpuruk dalam Pileg mendatang jika mendukung pemerintahan Jokowi tanpa syarat. “Masyarakat luas sangat sinis, dan jangan harap PAN bisa lolos threshold pileg yang akan datang,” tulis Amien dalam suratnya.
Poin berikutnya, Amien menyebut, hampir pasti pemerintahan Jokowi akan melanjutkan kebijakan yang dinilianya jelas menghancurkan masa depan bangsa dan negara. Kata Amien, politik ekonomi Indonesia akan disubordinasikan di bawah kepentingan Cina. Kepentingan rakyat sendiri cuman dipidatokan untuk lip service dan hanya meninabobokan rakyat.
“Alangkah aib dan malu, serta hina dina PAN di hadapan Allah YME. Kita gadaikan aqidah dan politik kita untuk kepentingan sesaat, sedangkan masa depan PAN sungguh tragis dan tidak ada lagi jalan kembali,” sebut Amien dalam poin berikutnya.
Selanjutnya, Amien mewanti-wanti agar PAN tidak ikut kotor berlumuran dosa sejarah. Sebab, ekonomi pemerintahan Jokowi sangat jauh dari Pasal 33 UUD 1945 dari prinsip adil dan keadilan sebagaimana tertera dalam Pancasila.
Di poin terakhir, Amien kembali mengimbau PAN mengambil peran dan posisi yang menurutnya, diridhoi Tuhan. “Hidup cuma sekali. Hidup bagaikan sandiwara singkat, cuma puluhan tahun saja. Mari kita ambil peran dan posisi yang diridhoi-Nya. Jangan sebaliknya,” ajak Amien.
Menurut Icu Zukafril, arus bawah partai berbasis pemilih Muhammadiyah ini menginginkan agar PAN menjadi oposisi.
“Saya keliling dan diundang memberi pembekalan ada namanya latihan kader amanat madya di beberapa daerah itu, denyut-denyut nadi mereka itu memang oposisi. Bahkan, mereka sudah tidak mampu menegakkan kepala, kalau tidak oposisi. Elite ini kan tiap lima tahun, kalau kader itu permanen sampai mati,” ujar Icu.
Sementara pengamat politik dan pengajar filsafat UI, Rocky Gerung yang hadir dalam acara ini juga mendorong PAN terus menjadi oposisi. Oposisi, ingat Rocky, bukanlah pecundang. Oposisi adalah hal yang normal dalam demokrasi.
“PAN itu, bukan sekadar ujung tombak, tapi pangkal dan ujung dari oposisi. Dari awal pembuluh darah PAN itu adalah untuk mengalirkan oposisi. Jelas melekat dalam alam pikiran aktivis PAN bahwa partai ini diucapkan dengan dalil oposisi, Itu dasarnya,” ingat Rocky. (MMB)