Oleh : Romo Benny Susetyo / Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Ramadan dan Idul Fitri, Moment Menumbuhkan Rasa Solidaritas dan Persaudaraan

benny susetyo
Romo Antonius Benny Susetyo.

RAMADAN mempunyai posisi sangat penting bagi kaum muslim, dan puncaknya perayaan Hari Kemenangan Idul Fitri. Bagi kaum Kristen dan Katolik, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk semakin memperkuat hubungan dengan saudara kaum Muslim.

Membantu menyediakan takjil, saling menyapa, dan bertemu dalam moment buka puasa bersama, merupakan bentuk dari memperkuat hubungan antara saudara Muslim dengan kaum Kristen dan Katolik.

Bacaan Lainnya

Ramadan dan Idul Fitri memiliki nilai khusus untuk menumbuhkan persaudaraan antara umat Muslim, Kristen dan Katolik. Salah satunya adalah yang dicontohkan oleh Dewan Kepausan bagi Dialog Antar Umat Beragama, yang menyampaikan doa terbaik dan ucapan selamat bagi semua saudara Muslim seluruh dunia.

Bertukar pandangan melalui dialog lintas iman, sehingga terbangun solidaritas dan rasa persaudaraan di antara umat Muslim, Kristen, Katolik dan juga agama-agama lainnya. 

Tradisi yang juga tidak boleh kita tinggalkan dan lupakan yang telah dilakukan di tahun-tahun lalu dan akan berlanjut di waktu mendatang adalah menjaga rumah ibadah.

Seperti kita ketahui, tempat-tempat ibadah menempati bagian penting dalam Kristianitas dan Islam, dan juga bagi agama-agama lain. Bagi umat Katolik dan umat Muslim, gereja dan masjid adalah ruang yang disediakan untuk berdoa, baik secara pribadi maupun komunitarian. 

Tempat-tempat ibadah tersebut dibangun dan diperlengkapi sebagai sebuah sarana untuk mendukung keheningan, refleksi dan meditasi. Tempat itu adalah ruang di mana seseorang dapat pergi jauh ke dalam dirinya sendiri, sehingga dapat merasakan pengalaman bersama Tuhan dalam keheningan. 

Tidak berhenti sampai di tradisi itu, tolong menolong yang dilandasi oleh rasa solidaritas dan persaudaraan sesama umat manusia, perlu juga terus dijaga dan ditumbuhkan. Terutama dalam menghadapi pandemi Corona Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir.

Jikalaupun pandemi Covid-19 ini tidak akan meninggalkan dunia ini, kita harus mampu hidup berdamai dengan Covid-19. Dalam hal itu, solidaritas dan rasa persaudaraan sesama umat beragama harus terus dijaga dan ditumbuhkan, sehingga tercipta kebersamaan yang muaranya adalah rasa saling memiliki dan menjaga satu sama lain.

Jika rasa itu muncul sebagai kesadaran pribadi, seorang umat beragama akan berupaya menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, baik saat beribadah maupun saat berinteraksi dengan orang lain. Rasa saling melindungi ini yang bisa membuat seorang individu tidak akan melakukan hal-hal yang dianggap atau berpotensi menyakiti sesamanya.

Dengan demikian, mulai dari umat beragama di Indonesia bisa digalangkan hidup berdamai dengan Covid-19, dengan menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Hal itu salah satu upaya untuk melindungi kita dari bahaya Covid-19.

Pos terkait