HAUL ALMAGHFURLAH GUS DUR KE XI (2009-2020), kemarin, tanggal 30 Desember 2020, adalah hari peringatan Haul ke XI almaghfurlah KH. Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal dengan nama panggilan akrab Gus Dur. Beliau adalah seorang anak manusia Indonesia dengan berbagai sebutan dan jasa, baik dalam keluarga besarnya, komunitas, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.
Tahun ini di rumah saya yang biasanya menggelar acara Haul untuk almarhum secara khusus, sengaja hanya menyelipkan pengajian dan doa sekalian dalam acara walimah (pernikahan) untuk puteri saya, Halida Putri Widyastuti.
Bagi kami sekeluarga inilah kado istimewa karena bulan Desember adalah bulan Gus Dur. Semoga walimahan ini juga mendapat barokah dari almaghfurlah yg pada waktu sugengnya sempat memberi restu kepada Lily ketika hendak berangkat sekolah ke AS.
Saya akan menulis sepotong puisi Haul yang berjudul “BALADA SEORANG PENYINTA KEMANUSIAAN” untuk Gus Dur, seorang mentor, guru, sahabat, Presiden, teladan dan pemberi inspirasi bagi saya pribadi. Semoga beliau tersenyum di dalam peristirahatan abadinya. Amiin..
=====🤲🙏=====
BALADA SEORANG PENYINTA KEMANUSIAAN
Oleh : Muhammad AS Hikam
Engkau lahir dengan nama Abdurrahman ad Dakhil Seluruh hidupmu adalah teladan Setiap tarikan nafasmu Gus, sering kuingat katakatamu, Aku memang masih jauh melebihi jauh Aku tak berharap mampu mencapai tangga sepertimu
Namamu cermin pengabdian kepada Tuhan
Dan penakluk angkara penjajahan
Demi harkat kemanusiaan
Sebagai pewaris ajaran
Para Nabi dan pendidik terdepan Menjadikan manusia tak rentan
Oleh nama dan kekuasaan
Apalagi keserakahan
Setiap tetes darahmu
Setiap atom energimu
Kata kata dan tindakmu
Adalah tafsir atas ajaran
Para Nabi, para Sahabat, para Auliya, dan para Ulama
Semua demi ketinggian kemanusiaan dan pengabdian kepada Tuhan
Gurauanmu, kritikmu, nasihatmu, dan ya.. kemarahanmu
Rasanya tak satu pun yang demi dirimu
Bahkan ketika kukatakan ada niatan tak baik kepadamu
Engkau hanya menjawab “itu kan perasaan sampeyan..”
Sungguh Gus, di saat demikian
Aku yg tak tahan
Ingin marah kepada panjenengan
Yang malah sabar dan memaafkan
Untuk bisa memahami kau punya RUH
Yang menghadapi dunia nan kisruh
Dengan canda dan matahati teduh
Tapi izinkan jika aku berpretensi mengertimu
Dan memakai katakatamu
Serta tindakanmu
Dan sambil terengah menirumu
Mengejarmu
Pada jalan hidupku:
Menyintai kemanusiaan.
Pamulang, 31 Desember 2020