Rumah Ibunda Mahfud Dikepung Simpatisan Rizieq, Tokoh Madura : Melanggar Nilai Luhur

Mantan Khatib Aam PBNU, KH Malik Madani.

Madura, Inisiatifnews.com – Tokoh masyarakat Madura, KH. Malik Madani menilai, kedatangan sekelompok orang yang melampiaskan kebencian ke rumah ibunda Menko Polhukam di Pamekasan, Madura, merupakan fenomena baru bagi orang Madura.

Orang Madura, kata Malik, selama ini menjunjung tinggi nilai luhur untuk tidak melawan pemerintah yang sah.

Bacaan Lainnya

Mantan Khatib Aam PBNU ini menyebut, dalam nilai luhur masyarakat Madura, ada tiga pihak yang tidak boleh dilawan, yakni orang tua, guru atau kiai dan dan pemerintah (ratoh).

“Tapi, kali ini nilai luhur itu dilanggar. Karena begitu kuatnya provokasi ajaran tentang cinta dan penghormatan kepada habaib yang melampaui batas, alias kebablasan. Seakan mereka ma’shum (bebas dari dosa dan kesalahan),” ungkap Kiai Malik, Rabu (2/12/2020).

Diingatkannya, dalam ajaran Islam yang benar, hanya Rasulullah SAW lah yang ma’shum. Anak keturunannya tidak.

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini pun menyitir apa yang diungkapkan oleh Al-Imam Hujjatul-Islam Abu Hamid Al-Ghazali. Yakni kullu maa jaawaza haddahu ‘aada ilaa dliddihi atau segala sesuatu yang melampaui batas yang seharusnya, akan kembali kepada kebalikannya.

Menurutnya, cinta kepada habaib secara proporsional akan membawa dampak yang produktif. Tetapi manakala cinta itu sudah di luar batas, ia akan menjadi kontra produktif, bahkan cenderung destruktif. 

“Semoga Allah SWT menyadarkan tan-taretan Madhureh khususnya dan umat Islam Indonesia pada umumnya untuk kembali kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya yang penuh rahmat dan kasih sayang,” doa Kiai Malik. []

Pos terkait