PA212 Ultimatum Seminggu ke Kedubes India untuk Buka Diri

Aksi Kedubes India
Aksi unjuk rasa bela muslim India di depan Kedubes India di Jakarta. [foto : Inisiatifnews]

Jakarta, Inisiatifnews.com – Ratusan massa dari lintas organisasi kemasyarakatan (ormas) menggelar aksi unjuk rasa di depan kedutaan besar India untuk Indonesia.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah India yang membiarkan adanya aksi kekerasan terhadap umat Islam di sana.

Bacaan Lainnya

Namun dalam aksinya, perwakilan massa aksi tidak ditemui oleh pihak Kedubes India lantaran dikabarkan duta besar India tidak ada di lokasi.

Karena tidak ada petinggi di Kedubes India yang menemuinya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Ustadz Slamet Maarif menyampaikan pernyataan sikap mereka secara tertulis agar dapat dibaca dan berharap disikapi oleh pihak kedubes India.

“Kami sudah titipkan apa-apa yang kami hendak sampaikan, dan stafnya janji akan menyampaikan kepada dubes India,” kata Slamet Maarif di atas mobil komando di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/3/2020).

Kemudian, eks juru bicara DPP Front Pembela Islam (FPI) itu juga mengatakan, bahwa pihaknya mengultimatum Kedubes India, jika sampai dalam kurun waktu satu pekan tidak ada tanggapan yang positif, maka pihaknya akan menggelar aksi lanjutan para hari Jumat (13/3) mendatang.

“Kita berikan waktu sampai Jumat depan, mereka berjanji akan undang delegasi kita untuk diskusi dengan ulama-ulama kita,” ujarnya.

“Saya peringatan, jika sampai Jumat besok mereka tidak punya niat baik untuk terima ulama-ulama kita, maka mulai Jumat depan kita sepakat akan bergerak dan tidak akan membiarkan bendera India berkibar di Indonesia,” imbuhnya.

Bahkan Slamet juga mengancam akan mengerahkan laskar-laskar untuk melakukan sweeping terhadap warga India yang ada di Indonesia jika tuntutannya itu tidak diindahkan.

“Jangan salahkan kami anak-anak yang datang, dan masyarakat India yang di Indonesia akan kami sweeping,” kata Slamet menyampaikan ancamannya.

Tidak hanya itu saja, Slamet juga meminta kepada pengusaha India yang ada di Indonesia untuk ikut bersuara menyampaikan protesnya atas kasus yang tengah menjadi konsentrasi mereka itu.

“Masyarakat India yang cari makan di Indonesia, ada Raam Punjabi Cs, kalau mereka tidak mengeluarkan komentar maka kita akan datangi bersama. Kita akan tutup bisnis mereka,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Ahmad Sobri Lubis juga membacakan enam pernyataan sikapnya dalam aksi tersebut.

“Menuntut Pemerintah India segera menghentikan berbagai tindakan persekusi terhadap umat Islam di India. Dan Menuntut pemerintah India mencabut UU Kewarganegaraan India yang sangat diskriminatif terhadap umat Islam,” kata Sobri Lubis.

Kemudian ia juga meminta agar pemerintah Indonesia juga mengambil sikapnya terkait dengan kasus diskriminatif dan persekusi umat Islam di tanah Hindustan itu.

“Meminta Pemerintah Indonesia mengajukan Perdana Menteri India ke Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court) karena telah menjadi sponsor pelanggaran HAM berat terhadap Umat Islam,” tuntutnya.

Selanjutnya, Sobri juga meminta agar DPR RI sebagai lembaga legislatif dan mitra pemerintah untuk juga mengambil sikap tegas terhadap persoalan tersebut.

“Meminta Pimpinan dan Anggota DPR-RI mendesak Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan luar negeri Politik Bebas Aktif, sesuai dengan amanat konstitusi seperti yang tercantum dalam paragraf 4 Pembukaan UUD 1945 yang antara lain bebunyi, ‘ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial’,” ucapnya.

Tidak hanya kepada pemerintah dan DPR, Sobri juga meminta kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk juga menyampaikan sikapnya.

“Mengimbau lembaga-lembaga kemanusiaan dan Hak Azasi Manusia (HAM) nasional dan internasional memberi perhatian yang adil dan proporsional atas terjadinya pelanggaran HAM berat terhadap muslim di India,” serunya.

Terakhir, Sobri juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tetap bersikap dan memrotes keras tindakan pemerintah India karena bersikap diskriminatif terhadap umat Islam di sana. Salah satunya adalah dengah menggelar aksi unjuk rasa.

“Menyerukan Umat Islam Indonesia untuk terus melakukan aksi protes ke Kedubes India hingga tidak ada lagi Diskriminatif sebagai warga negara terhadap Muslim India,” tutupnya.

Aksi unjuk rasa yang digelar selama 4 (empat) jam itu memaksa lalu lintas di Jl HR Rasuna Said menuju Menteng harus ditutup. Para pengendara kendaraan pribadi diminta balik arah dan mencari jalan alternatif lain. Hal ini lantaran massa memaksakan diri memenuhi seluruh jalur di depan gedung Kedubes India itu. [NOE]

Pos terkait