Santri Korupsi, Muhammadiyah: Mereka Korban Sistem Politik

Abdul Mu'ti
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti bersama intelektual muda NU Zuhairi Misrawi saat berdialog dengan Opapaci Forum. [foto : Inisiatifnews]

Inisiatifnews – Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menilai bahwa adanya tindak pidana korupsi di Indonesia karena sistem politik di Indonesia masih bermasalah.

“Sistem politik kita sekarang ini bermasalah. Makanya penangkapan tokoh politik memang hanya masalah waktu saja,” kaya Mu’ti dalam diskusi yang digelar oleh Opapaci Forum di Guntur, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019).

Bacaan Lainnya

Dia juga menyinggung kasus Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy yang tertangkap KPK dalam kasus dugaan tindak pidana suap pengisian jabatan di Kementerian Agama.

Bagi Mu’ti, tertangkapnya Romi yanh merupakan panggilan akrab Romahurmuziy dan para elite politik lainnya karena persoalan sistem politik yang masih menyisakan masalah.

“Santri yang korupsi itu mereka korban sistem yang bermasalah,” ujarnya.

Kemudian Mu’ti juga menjelaskan biaya politik di Indonesia sangat mahal. Bahkan untuk menjadi Ketua Partai atau Caleg tertentu, dana yang mereka keluarkan jelas tidak sedikit sehingga para tokoh politik tersebut mencari cara aman untuk mempertahankan posisi dengan melakukan pengayaan diri.

“Ongkos orang untuk menjadi ketua partai maka itu sangat mahal, makanya mereka cari cara bagaimana posisinya harus tetap aman,” terangnya.

Maka dari itu, ia pun berpesan kepada para elite politik khususnya di DPR RI yang terpilih dalam Pemilu 2019 nanti agar bisa memperbaiki sistem politik yang ada.

“Sistem kepartaian mohon diubah. Kalau tidak dirubah maka siapapun yang menjadi ketua partai seperti orang yang punya perusahaan, dia yang membiayai dan dia yang bakal terus berkuasa,” ujarnya.

Selain untuk ikhtiar mengurangi potensi koruptif bagi para elite, harapan besar lainnya adalah aktifnya masyarakat sipil dengan kegiatan-kegiatan politik karena semakin rendahnya apatisitas masyarakat.

[IBN]

Pos terkait